Atasi Disleksia dengan Role Play, Temuan Mahasiswa Untag Surabaya yang Efektif Diterapkan di Sekolah

Arif Ardliyanto
Mahasiswa Untag Surabaya menemukan metode Role Play yang Efektif Diterapkan untuk mengatasi Disleksia di Sekolah. Foto iNewsSurabaya/ALI MASDUKI

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Bagi siswa penderita disleksia, tantangan dalam memahami tulisan sering kali membuat mereka merasa terkucil. Namun, disleksia bukanlah akhir dari segalanya. Justru, banyak individu dengan disleksia yang berhasil memanfaatkan kelebihan mereka, seperti Deddy Corbuzier dengan keterampilan ikoniknya.

Sebuah penelitian terbaru dari Mohammad Adji Romadhon, mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, menyoroti pentingnya mengasah potensi ini. Melalui penelitiannya berjudul "Efektivitas Metode Role Play Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Anak Disleksia," Adji meraih penghargaan sebagai salah satu karya terbaik di bidangnya.

Adji, yang akan diwisuda pada tahun akademik 2023/2024, terinspirasi oleh fenomena di sekolah dasar, di mana banyak anak dengan disleksia kerap dianggap kurang asertif karena kesulitan dalam berkomunikasi. 

"Anak-anak ini sering disalahpahami dan bahkan dianggap kurang pintar karena kesulitan mereka dalam mengolah informasi tertulis," ujar Adji.

Disleksia membuat anak-anak cenderung menarik diri dari lingkungan mereka, yang mengarah pada perilaku pasif atau agresif. Dalam penelitiannya, Adji membagi respons anak-anak disleksia menjadi dua kategori: radikal kanan (agresif) dan radikal kiri (pasif). 

"Radikal kanan cenderung mendominasi untuk menutupi kekurangannya, sedangkan radikal kiri lebih menarik diri, sehingga keduanya memerlukan intervensi untuk meningkatkan perilaku asertif," jelas Adji.

Melalui metode Role Play, Adji menunjukkan bahwa anak-anak disleksia dapat belajar mengungkapkan diri mereka dengan lebih asertif. Bermain peran seperti bermain dokter-dokteran, polisi-polisian, atau jual-jualan memungkinkan anak-anak ini untuk mendramatisasikan situasi dan mengembangkan kemampuan sosial mereka.

"Metode ini membuat mereka lebih kreatif dalam menirukan berbagai kegiatan dan karakter, sehingga perilaku asertif pun mulai terbentuk," ujar Adji, yang menyelesaikan program magisternya dalam 1,5 tahun dengan IPK 3,76.

Penelitian ini melibatkan 20 siswa disleksia ringan di salah satu SD Negeri di Surabaya. Adji menghabiskan dua bulan untuk melakukan screening awal hingga menyelesaikan penelitian. 

"Saya bekerja sama dengan biro psikologi untuk melakukan tes IQ dan screening disleksia, serta memilih siswa dengan disleksia ringan sebagai subjek penelitian," tambahnya.


Mahasiswa Untag Surabaya menemukan metode Role Play yang Efektif Diterapkan untuk mengatasi Disleksia di Sekolah. Foto iNewsSurabaya/ALI MASDUKI

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada perilaku asertif siswa, dari rerata 11,0 pada pre-test menjadi 25,5 pada post-test. "Setelah delapan sesi, mayoritas siswa yang awalnya kurang asertif mengalami peningkatan menjadi cukup asertif," terang Adji.

Meskipun masih ada banyak tantangan, Adji berharap penelitiannya dapat memberikan manfaat besar, baik secara teoritis maupun praktis. "Saya berharap hasil penelitian ini bisa membantu orang tua, sekolah, dan peneliti lain dalam menangani disleksia, serta meningkatkan perilaku asertif pada anak-anak ini," tutupnya. 

"Dengan begitu, mereka bisa lebih percaya diri dalam mengungkapkan perasaan mereka." ujarnya

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network