SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) buka suara terkait pertemuan sejumlah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan 18 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Bangkalan, Jawa Timur (Jatim), Minggu (18/8/2024)
Para ulama ini berkumpul dalam Musyawarah Besar atau Mubes Alim Ulama. Mereka membahas persoalan di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga penyelamatan NU. Hadir dalam acara ini di antaranya KH. Marzuki Muktamar, KH. Abdussalam Shohib, KH. Imam Jazuli, dan lainnya.
“Kalau sekarang ada sekumpulan, sekelompok pengangguran kumpul lalu menyerukan sidang istimewa MPR kan presiden gak perlu mikir biarin aja. Begitu juga dengan kami biarin aja,” kata Gus Yahya usai pertemuan antara PBNU dengan PWNU dan PCNU seluruh Jatim di kantor PCNU Surabaya, Senin (19/8/2024).
Pertemuan ini diinisiasi atas undangan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang membahas tentang PKB. Gus Yahya menegaskan, pertemuan sejumlah kiai di Bangkalan dengan pertemuan orang menganggur yang nongkrong. “Ini (PBNU) organisasi resmi, bukan orang nganggur di jalanan kaya nganggur di Bangkalan itu. Ini organisasi resmi terstruktur semuanya,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya pun ogah menanggapi serius soal pertemuan sejumlah kiai NU di kediaman Syaikhona Kholil Bangkalan tersebut. Pun, dalam pertemuan itu termasuk 7 poin rekomendasinya yang salah satunya menyuarakan Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) PBNU. “Orang nganggur ngomong apa saja bisa,” tegasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Mubes Alim Ulama KH Abdussalam Shohib (Gus Salam) menyampaikan keresahan yang diadukan PCNU dan PWNU. Antara lain terkait pernyataan PBNU yang dianggap sudah mengadu domba di antara warga NU. "Mereka menyatakan keresahan dan kegelisahan, dan kemudian banyak menanyakan apa yang harus diambil,” katanya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait