SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Masalah gangguan penglihatan pada anak semakin mengkhawatirkan. Menyadari hal ini, peringatan World Sight Day yang jatuh pada hari ini (10/10) mengangkat tema besar tentang kesehatan mata anak.
Banyak organisasi dan instansi kesehatan yang ambil bagian, salah satunya adalah National Eye Center Surabaya yang menggelar kampanye kreatif bertajuk "Melihat #LebihJelas."
Tim dari National Eye Center terlihat turun langsung ke jalan, membawa berbagai tulisan menarik yang memancing perhatian, seperti “Seharian Main Gadget, Nggak Kasihan Matanya?” dan “Mata Sehat Adalah Investasi, Jaga Penglihatan!” Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini.
Tidak hanya membawa pesan melalui poster, tim medis National Eye Center juga memberikan edukasi langsung kepada pejalan kaki dan pengendara. Mereka diajak untuk melakukan tes mata online sebagai langkah awal mendeteksi kondisi penglihatan.
Hasil tes tersebut cukup mengejutkan sebagian peserta, dengan beberapa mendapati penglihatannya masih baik, sementara yang lain terkejut dengan hasil yang kurang memuaskan.
“Selama ini jarang periksa karena merasa mata masih sehat, tapi ternyata setelah tes online, penglihatanku memang masih normal. Meski begitu, tetap disarankan periksa ke dokter untuk memastikan kondisi lebih lanjut. Nanti saya bagikan tes ini ke cucu, karena dia sering main gadget,” ujar Ni Ketut, salah satu peserta kampanye.
dr. Diaz Alamsyah Sudiro, SpM, dokter spesialis mata dari National Eye Center yang juga menjadi penanggung jawab acara ini, menegaskan bahwa World Sight Day yang diperingati setiap Kamis kedua di bulan Oktober adalah momen tepat bagi para orang tua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata anak mereka.
“Kasus kelainan refraksi, seperti mata minus dan silinder pada anak, memang semakin meningkat. Di klinik kami, gangguan ini menjadi salah satu keluhan utama setelah katarak,” ungkap dr. Diaz.
Menurut data dari beberapa pemeriksaan yang dilakukan National Eye Center di sekolah-sekolah Surabaya selama 2024, tercatat bahwa 39,17% anak mengalami kelainan refraksi. Salah satu penyebab utama adalah penggunaan gadget yang berlebihan sejak usia dini.
"Dari 559 anak yang diperiksa, 219 di antaranya mengalami kelainan refraksi, terutama di usia anak hingga remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, bisa mempengaruhi perkembangan fisik, mental, dan akademis anak," jelas dr. Diaz.
Dalam rangka World Sight Day, kampanye “Melihat #LebihJelas” yang diinisiasi oleh Eyelink Group, National Eye Center, Optik Natamata, serta RS & Klinik Mata KMU terus berlangsung sepanjang bulan Oktober. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata anak sejak dini.
“Dengan deteksi dini dan edukasi yang tepat, orang tua dapat membantu mencegah dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan, sekaligus memastikan anak-anak tumbuh dengan penglihatan yang sehat, mendukung perkembangan mereka secara fisik, mental, dan akademis,” tambah dr. Diaz.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mata untuk masa depan yang lebih cerah, mulai dari gaya hidup sehat hingga tips sederhana seperti aturan 20-20-20 setelah menatap layar selama 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 6 meter selama 20 detik. Selain itu, pemeriksaan mata rutin setiap enam bulan sangat disarankan untuk mendeteksi gangguan sejak dini.
“Jika ditemukan gangguan penglihatan, anak harus segera diberi kacamata agar penglihatannya lebih jelas dan terhindar dari risiko lebih lanjut, seperti mata malas,” pungkas dr. Diaz.
Editor : Arif Ardliyanto