Sebagai Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), Didik juga menyoroti pentingnya peran PSBK dalam menjaga kelestarian seni dan budaya di tengah arus globalisasi.
"Kami dari PT SIER mendukung penuh kegiatan yang memupuk kreativitas dan inovasi, karena dua hal ini adalah pilar penting bagi perkembangan industri di era tantangan global," tambahnya.
Pameran arsip ini juga menandai perjalanan 46 tahun PSBK, yang didirikan oleh Bagong Kussudiardja pada 3 Oktober 1978. Sebagai padepokan seni pertama di Indonesia, PSBK hadir dengan visi yang mulia: membangkitkan apresiasi seni di kalangan generasi muda, terutama di daerah-daerah pedesaan, serta memberikan ruang bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan pendidikan seni formal.
Program Cantrik Mentrik, gagasan visioner Bagong, menjadi salah satu pilar utama dalam pendidikan seni di PSBK. Program ini mendapat perhatian dari kurator muda berbakat, Alwan Brilian dan Reza Kutjh, yang melalui pameran ini berhasil menampilkan ratusan arsip berharga. Arsip tersebut mencakup foto, kliping, buku laporan, hingga video latihan, yang menggambarkan semangat pendidikan seni yang terus dirawat oleh PSBK.
Alwan Brilian menjelaskan, "Agenda belajar Cantrik Mentrik bahkan menjadi fondasi dari seluruh aktivitas padepokan sejak Bagong wafat. Semangat ini terus hidup dalam setiap jejak arsip yang kami tampilkan."
Pameran ‘Enam Bulan dan Sekian Pertemuan’ tidak hanya menyoroti perjalanan Bagong Kussudiardja dalam dunia seni, tetapi juga mengajak masyarakat untuk meresapi kembali nilai-nilai budaya yang telah ditanamkan selama puluhan tahun. Kehadirannya menjadi saksi nyata bahwa seni dan budaya tetap relevan dan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Pameran ini tidak hanya menjadi penghargaan bagi maestro seni, tetapi juga sebuah seruan bagi generasi muda untuk terus menjaga dan menghidupkan warisan budaya yang kaya ini, membawa seni Indonesia menuju masa depan yang cerah dan penuh inovasi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait