Fahrul menyebut secara teori dan data, elektoral Khofifah-Emil cukup berat untuk dikejar 2 paslon lainnya. "Secara teori sangat-sangat berat mengejar elektabilitas Khofifah-Emil. Tetapi tetap saja, di dalam politik segala sesuatu masih bisa terjadi," katanya.
Fahrul menyebut Khofifah-Emil telah mencapai batas ambang psikologis elektoral bagi paslon petahana yakni di angka 60%.
"Angka itu cukup nyaman bagi paslon petahana. Dan rasanya dengan waktu yang tidak sampai dua bulan, berat sekali mengejar elektoral Khofifah-Emil," kata Fahrul.
Sementara Direktur ARCI, Baihaki Sirajt menyebut elektabilitas Khofifah-Emil berpotensi terus naik. Sebab, masih ada undecided voters yang berpotensi merapat ke petahana.
"Jadi undecided, swing voters itu cenderung merapat ke paslon yang memang sudah punya pengalaman. Dan dari survei Juli ke Oktober, mayoritas undecided voters beralih ke Khofifah-Emil. Itu yang membuat elektabilitas Khofifah-Emil melesat dari kisaran 55 persen ke 65 persenan," kata Baihaki.
"Saat ini tersisa sekitar 7 persenan undecided voters, melihat dinamika Pilgub Jatim saat ini, saya cenderung meyakini bahwa warga yang belum menentukan akhirnya akan melabuhkan dukungan ke Khofifah-Emil," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait