JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Penutupan akses masuk situs Cagar Budaya Nasional Petirtaan Sumberbeji di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bentuk kekecewaan pemilik lahan tanah yang merasa tidak pernah mendapat kompensasi.
Pemilik tanah dari akses jalan menuju situs petirtaan Sumberbeji Imaduddin Fitri mengaku sengaja memblokir jalan masuk ke lokasi situs karena emosinya sudah memuncak. Berbagai cara sudah ia tempuh agar mendapat kompensasi yang adil, namun hal itu tak kunjung realisasi.
Ia juga pernah menyampaikan semisal toko tersebut digratiskan tanpa biaya sewa, ia juga sukarela dan tidak mempermasalahkan terkait bagi hasil dari lahannya tersebut.
"Begini, jika itu tujuannya untuk kemaslahatan, saya persilahkan penghuni toko tidak usah ditarik biaya sewa. Saya juga sukarela kok membuka dan tidak mempermasalahkan itu," kata Imamuddin kepada wartawan.
Namun, jika tetap ada penarikan biaya sewa sebesar Rp15 ribu, ia pun merasa punya hak yang sama untuk mendapat bagian. Menurutnya, selama ini hanya paguyuban yang mendapat keuntungan dari penarikan biaya sewa.
"Kalau dimintai tarif sewa sebesar Rp15 ribu, saya juga minta bagian. Saya minta bagian pun hanya Rp3 ribu. Karena selama ini pihak paguyuban saja yang untung. Sedangkan kami yang punya lahan untuk akses masuk ke situs ini malah tidak dapat apa-apa," ucapnya.
Nah, penutupan akses itu, menurut dia, langkah tepat untuk protes kepada paguyuban pengelola wisata dan toko-toko yang ada di dalam lokasi situs. Sebab, selama ini pihak paguyuban tidak pernah merespons.
"Saya sudah menawarkan solusi, pihak paguyuban yang belum memberikan jawaban. Selama tidak ada jawaban dari paguyuban, jalan itu akan tetap saya blokir," tegasnya.
Imamuddin mengaku sudah memikirkan matang-matang langkah memblokir jalan masuk ke area situs. Ia juga menyadari, jika nantinya jalan diblokir, yang akan terdampak adalah para pedagang yang berjualan di dalam area situs
"Sudah saya rembuk juga dengan keluarga dan saya pelajari aturannya. Untuk sampai sepi ke pedangan di dalam wisata, jangan salahkan saya. Saya sudah memberi solusi ke pengelola dalam hal ini paguyuban tapi tidak ada jawaban," katanya.
Pemblokiran akses jalan utama menuju situs petirtaan Sumberbeji Jombang sudah berjalan selama dua pekan terakhir. Jalan masuk diblokir dengan bambu. Masyarakat setempat maupun para pengunjung yang biasanya memadati lokasi situs kini tak bisa lagi masuk ke area situs.
Pamong Budaya Ahli Muda dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Anom Antoro mengaku belum menerima laporan resmi dari tim juru pelihara situs mengenai masalah itu. Namun, ia memastikan akan segera mengambil tindakan jika laporan resmi sudah diterima.
"Kami memiliki dua juru pelihara di sana, namun hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk. Jika nanti sudah ada laporan, kami pasti akan menindaklanjutinya," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait