SURABAYA, iNewsSurabaya.id - SMKN 1 Buduran Sidoarjo telah berhasil mengelola program Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) dan Teaching Factory (TeFa) dengan baik. Hal ini terbukti dengan kesuksesan usaha edutel yang dikelola sekolah, di mana 15 kamar yang disediakan selalu penuh dalam waktu seminggu.
Kepala SMKN 1 Buduran Sidoarjo, Agustina, menjelaskan bahwa program BLUD yang telah berjalan sejak tahun 2018, memberikan banyak keuntungan bagi sekolah, terutama dalam mempersiapkan lulusan yang siap kerja di dunia industri.
"BLUD ini merupakan pola pengelolaan keuangan yang mengharuskan kami untuk melaporkan semua pendapatan yang terkait dengan aset negara. Penggunaan dana untuk TeFa atau kelas industri termasuk dalam BLUD," ujar Agustina.
SMKN 1 Buduran memiliki 8 kelas industri yang tergabung dalam BLUD, yaitu EdoTel, EdoCafe, kantin, EdoBakery, EdoCatering, EdoSalon, EdoCollection, dan Konveksi. Agustina menekankan pentingnya TeFa dalam mengukur kemampuan siswa bersaing di dunia industri.
"TeFa memungkinkan siswa untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat diukur dan dipasarkan. Hal ini membantu kami dalam menilai kemampuan siswa untuk bersaing di dunia kerja," jelasnya.
Agustina juga mengungkapkan bahwa banyak pihak yang salah memahami konsep BLUD, menganggapnya sebagai program untuk menghasilkan uang. Padahal, tujuan utama BLUD adalah untuk mengoptimalkan TeFa dan melatih siswa dalam budaya kerja industri.
"Dalam TeFa, setiap jurusan membuat kurikulum bersama DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan membuat SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam mengoperasikan TeFa. Misalnya, EdoTel SMKN 1 Buduran bekerja sama dengan Hotel Bumi Surabaya dalam penataan alat, layout kamar, hingga manajemen hotel," terangnya.
Meskipun telah berjalan selama 6 tahun, Agustina mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan dalam mengimplementasikan TeFa, seperti kesenjangan persepsi antara guru dan siswa terkait pembelajaran TeFa dan kurangnya pemahaman orang tua tentang TeFa sebagai pembelajaran industri.
"Kolaborasi antar mata pelajaran dalam sistem blok belum optimal. Misalnya, siswa yang belajar di front office membutuhkan dukungan dari guru bahasa Inggris. Selain itu, orang tua harus memahami bahwa TeFa adalah pembelajaran industri di sekolah, sehingga siswa harus siap bekerja di luar jam sekolah jika ada pesanan catering," jelas Agustina.
Meskipun menghadapi tantangan, SMKN 1 Buduran berhasil meraih penghargaan sebagai juara 1 SMK BLUD dengan capaian target pendapatan fungsional terbaik dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Sekolah berhasil meraih pendapatan sebesar Rp. 1,3 miliar dalam setahun, yang digunakan untuk bahan dan jasa, perbaikan infrastruktur sekolah, mendatangkan guru tamu, dan lain-lain.
"Prestasi ini membuktikan bahwa SMKN 1 Buduran berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan siswa melalui program BLUD dan TeFa," pungkas Agustina.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait