SURABAYA, iNewsSurabaya.id – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 4 berkomitmen untuk mencapai target penurunan emisi atau Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060.
Komitmen tersebut tercermin dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, salah satunya melalui penanaman 1.120 pohon di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya, pada Jumat (13/12). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan satu tahun transformasi PTPN I.
Region Head PTPN I Regional 4, Subagiyo, menjelaskan bahwa aksi penanaman pohon ini bertujuan untuk memperkuat penanganan krisis iklim dan lingkungan, serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Secara khusus, program ini mendukung SDGs Poin 13 (Penanganan dan Perubahan Iklim), Poin 14 (Ekosistem Lautan), dan Poin 15 (Ekosistem Daratan).
“PTPN I Regional 4 ingin berperan aktif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, terutama dalam mitigasi perubahan iklim dan pemulihan lingkungan hidup. Komitmen ini sejalan dengan dukungan kami terhadap program pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk mencapai SDGs,” ujar Subagiyo.
Kegiatan penanaman 1.120 pohon mangrove dilakukan dengan kerjasama pihak pengelola konservasi alam Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Bibit pohon yang ditanam terdiri dari 1.000 bibit mangrove dan 120 tanaman keras berupa bibit sengon dan trembesi.
Subagiyo menambahkan bahwa pemilihan tanaman mangrove sebanyak 1.000 bibit sejalan dengan komitmen PTPN I Regional 4 untuk berkontribusi dalam penurunan Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 28,3 persen pada tahun 2030.
“Ekosistem mangrove merupakan salah satu penyerap karbon terbesar dalam pengendalian gas rumah kaca, empat kali lipat lebih banyak dari tanaman keras. Mangrove juga menghasilkan oksigen hingga 3 kg per pohon per hari. Mengingat wilayah kerja kantor pusat PTPN I Regional 4 berada di kota Surabaya yang dekat dengan wilayah pesisir, kami tergerak untuk bekerja sama dengan Ekowisata Mangrove Surabaya demi keselamatan bersama di masa yang akan datang,” jelasnya.
Diketahui, kemampuan hutan mangrove secara nasional mampu menyerap karbon dua kali lipat lebih tinggi, yakni sebesar 52,85 ton CO₂ dibandingkan dengan estimasi penyerapan karbon global sebesar 26,42 ton CO₂ per hektar per tahun.
Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai Green Belt dalam menghadapi risiko bencana yang disebabkan oleh iklim. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Pengelola Ekowisata Mangrove, Abdul David.
“Dengan keberadaan mangrove di pantai, efek negatif dari tsunami dapat dicegah karena mangrove akan menenangkan perairan,” jelas David.
Penanaman 1.000 mangrove dan 120 tanaman keras merupakan komitmen program TJSL PTPN I Regional 4 untuk mengatasi permasalahan spesifik di lingkungan sekitar perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PTPN I Regional 4, Deni Willis Dajanie, yang juga membawahi sub bagian TJSL, menjelaskan alasan pemilihan mangrove sebagai fokus utama program TJSL perusahaan.
“Kami memilih menanam lebih banyak mangrove hari ini dibanding tanaman keras karena wilayah kerja PTPN I Regional 4, salah satunya di Surabaya, merupakan wilayah pesisir. Ancaman abrasi, tsunami, dan puting beliung menjadi fokus utama program TJSL perusahaan di pilar lingkungan, yang juga sudah diamanatkan oleh Kementerian BUMN,” jelas Deni saat ditemui di acara penanaman 1.120 pohon.
Editor : Ali Masduki