Epidemolog Unair Sebut Penghapusan Syarat Swab Test Perlu Ditunda, Kenapa?

Ali Masduki
Petugas medis mengambil sampel lendir ketika melayani Rapid Test Antigen di Stasiun Surabaya Gubeng, beberpa waktu lalu. (Foto: Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id - Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr M Atoillah Isfandiari dr MKes menyampaikan, penghapusan syarat tes antigen dan PCR bagi pelaku perjalanan domestik kurang tepat sasaran. 

Menurutnya, pelonggaran pemeriksaan tes antigen dan PCR itu lebih baik ditujukan bagi pelaku perjalanan domestik yang telah vaksinasi booster. 

Sebagaimana diketahui, Pemerintah resmi menerapkan penghapusan syarat tes antigen dan PCR bagi pelaku perjalanan domestik beberapa hari lalu. 

Kebijakan tersebut juga disertai dengan beberapa syarat khusus. Salah satunya, pelaku perjalanan domestik minimal telah mendapat vaksin dosis dua.

Atoillah menyebutkan, hal tersebut akan lebih meningkatkan keamanan saat perjalanan. Selain itu, syarat tersebut juga dapat mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster. 

“Kenyataannya, sebagian masyarakat ikut vaksin bukan karena kesadaraan mendapatkan kekebalan. Tapi agar dapat mengakses yang tidak bisa diakses tanpa vaksin,” tuturnya.

Kasus Positif Sulit Terdeteksi

Selain itu, dr Ato menyebutkan penerapan kebijakan tersebut akan mempersulit terdeteksinya kasus positif. Pencabutan syarat tes antigen dan PCR akan menghilangkan salah satu kontributor terbesar dalam tracing Covid-19.

“Saat mobilitas meningkat, risiko ISPA akan meningkat. Di sisi lain, kita tidak tahu ISPA yang meningkat disebabkan oleh covid atau bukan,” tuturnya. 

Penerapan Kebijakan Perlu Ditunda

Wakil dekan bidang II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) itu juga menuturkan, gelombang ketiga memang telah melewati puncak dan konsisten mengalami penurunan. 

Namun, kasus harian masih cenderung tinggi. Dokter Ato menambahkan, penerapan kebijakan yang terburu-buru akan meningkatkan kasus harian dan risiko penularan.

Menurutnya, penerapan kebijakan penghapusan syarat tes antigen dan PCR untuk perjalanan domestik lebih baik ditunda dua minggu lagi. 

Penundaan tersebut juga akan membuat kondisi lebih stabil saat memasuki bulan Ramadan dan musim mudik.

“Kalau kita mau bersabar dua minggu lagi. Kita ada di posisi yang sama dengan akhir Januari, posisi dasar gelombang. Saat ini kita masih berada pada lereng gelombang,” ujarnya.

Cegah Penularan dengan 3M 

Dalam mencegah penularan Pakar Epidemiologi itu mengimbau masyarakat untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan (prokes). Ia menegaskan, vaksinasi hanya salah satu cara untuk menghindari gejala berat. 

“Tetap pakai masker yang proper sama seperti sekarang dan menjaga jarak. Kita tidak tahu yang bareng kita itu membawa virus atau tidak,” tukasnya. 

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk menghindari berkerumun dalam waktu yang lama. Jika tidak dapat menghindari kerumunan, dr Ato menyarankan masyarakat untuk berkumpul di ruang terbuka.

“Kita memang sedang dalam proses penurunan gelombang. Tapi, pandemi belum selesai. Saat ini kita hidup berdampingan dengan covid, preventing jauh lebih penting daripada sesal kemudian,” tandasnya.
 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network