Gejala pada Sapi Perah dan Kucing
Sapi perah juga memiliki risiko terpapar Flu Burung. Penurunan produksi susu hingga 20-100 persen menjadi dampak dari penularan virus antar spesies (dari unggas ke mamalia). Prof Suwarno menyatakan bahaya susu yang dihasilkan oleh sapi perah yang terpapar.
"Yang berbahaya adalah susu yang dihasilkan sangat tercemar dengan keberadaan virus tersebut. Susu mentah yang tidak dipasteurisasi dapat menjadi penyebab penyebaran virus pada spesies lain, termasuk kucing, harimau, singa, anjing dan unggas domestik, serta hewan liar lainnya," ungkapnya.
Penting bagi masyarakat, khususnya para peternak, untuk memperhatikan gejala flu burung pada hewan ternak mereka. Sapi perah yang terdeteksi positif menunjukkan gejala yang tidak spesifik.
"Umumnya terjadi penurunan nafsu makan, keluarnya leleran lendir dari hidung, feses yang lengket atau encer, lesu, dehidrasi dan demam. Kualitas susu pada sapi perah yang terpapar pun konsistensi kental dan pekat, serta berwarna kuning mirip kolostrum," jelas Prof Suwarno.
Kucing jauh lebih berisiko terjangkit daripada anjing, karena perilaku kucing yang kerap menjadikan burung sebagai target mangsanya. Penting untuk memahami gejala pada kucing yang terjangkit.
"Sejauh ini gejala yang muncul pada kucing ditandai dengan penurunan nafsu makan, lesu, demam, leleran lendir pada mata, bersin, batuk, hingga sesak nafas. Selain itu juga dapat dilihat gejala syaraf yang mengalami gangguan koordinasi gerak, tremor, dan kejang disertai kebutaan," terang Prof Suwarno.
Cegah Paparan pada Kucing
Berdasarkan investigasi terkini, pakan yang menjadi sumber paparan infeksi pada kucing adalah susu yang tidak dipasteurisasi (dipanaskan). Selain itu juga dapat disebabkan oleh konsumsi daging mentah atau setengah matang yang berasal dari unggas.
Untuk mencegah kucing terpapar virus Flu Burung, Prof. Suwarno menekankan pentingnya beberapa tindakan pencegahan. Pemilik kucing sebaiknya menghindari memberi makan dengan susu yang belum dipasteurisasi dan daging yang tidak matang sempurna.
Selain itu, menjaga kucing di dalam ruangan, menjauhkannya dari unggas dan hewan ternak, serta segera berkonsultasi dengan dokter hewan jika muncul gejala-gejala yang telah disebutkan, merupakan langkah-langkah krusial.
"Saya himbau untuk segera bawa ke dokter hewan jika didapatkan gejala seperti yang disebutkan," tutup Prof Suwarno.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait