SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Kongres Nasional Perhimpunan Bedah Kepala Leher Indonesia (PEBKLI) 2025 sukses digelar di Four Points Tunjungan Plaza, Surabaya, pada 8-9 Februari 2025. Mengusung konsep kongres internasional, acara ini menghadirkan pembicara multidisipliner dari berbagai negara seperti India, Singapura, dan Malaysia, serta para pakar dari Indonesia.
Ketua penyelenggara, dr. Iwan Sidartha, MD, menegaskan bahwa kongres ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan standar pelayanan medis di Indonesia.
"Dengan menghadirkan pakar dari luar negeri, kita bisa mengadopsi ilmu dan pengalaman mereka untuk menangani pasien secara lebih komprehensif," ujar dr. Iwan saat ditemui di lokasi acara, Minggu (9/2/2025).
Acara ini dihadiri oleh 230 peserta dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari berbagai spesialisasi, termasuk bedah umum, bedah onkologi, bedah kepala leher, bedah plastik, bedah mulut, dan radiologi.
Untuk mengoptimalkan materi selama dua hari, kongres ini dibagi menjadi beberapa kelas satelit dengan topik spesifik, seperti: Kanker mulut, Trauma dan infeksi, Kelainan kongenital, Bedah tiroid, dan Rekonstruksi wajah
Selain itu, peserta juga mendapatkan pelatihan interaktif dengan pendekatan langsung terhadap kasus-kasus klinis.
"Kami mengadakan workshop tindakan pada patah tulang wajah menggunakan manekin tengkorak serta pelatihan trakeostomi untuk menangani pasien dengan gangguan pernapasan akibat tumor atau trauma," jelas dr. Iwan, yang juga berpraktik di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Sebagai organisasi yang terus berkembang, PEBKLI menegaskan komitmennya dalam meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah kepala leher di Indonesia. Ketua PEBKLI periode 2025-2029, dr. Nico A. Lumintang, MD, menyampaikan bahwa saat ini jumlah dokter subspesialis bedah kepala leher masih sangat terbatas.
"Saat ini hanya ada 24 dokter subspesialis di seluruh Indonesia, dengan delapan peserta didik di Surabaya. Oleh karena itu, kami akan terus mengembangkan program pelatihan dan workshop agar semakin banyak dokter yang memiliki keterampilan di bidang ini," tutur dr. Nico.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), Dr. Tjahyo Winantyo, MD, menambahkan bahwa kongres ini menjadi momentum penting untuk berbagi pengalaman dan wawasan dengan para pakar internasional.
"Ini kesempatan emas bagi kita untuk menimba ilmu dari pakar luar negeri. Namun, kita juga memiliki keunggulan, terutama dalam menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana yang sering menjadi tantangan dalam dunia bedah," ujarnya.
Di tengah perkembangan teknologi medis, dunia bedah kepala leher juga mulai mengadopsi teknologi robotik. Dr. Cahyo, salah satu pembicara dalam kongres ini, menyoroti pentingnya adaptasi terhadap teknologi canggih dalam prosedur bedah.
"Teknologi robotik saat ini baru tersedia di pusat-pusat medis besar. Namun, dengan semakin banyaknya dokter yang menjalani pelatihan di luar negeri, kita optimis dapat mengejar ketertinggalan ini dalam waktu dekat," ungkapnya.
Kongres Nasional PEBKLI 2025 menjadi langkah besar dalam mendorong kolaborasi multidisiplin dan meningkatkan kompetensi dokter di Indonesia. Dengan menghadirkan pakar internasional, pelatihan interaktif, dan pembahasan inovasi terbaru, acara ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan medis, khususnya dalam bidang bedah kepala leher.
Sebagai kongres yang diadakan setiap empat tahun sekali, PEBKLI berharap acara ini dapat terus menjadi wadah bagi dokter Indonesia untuk berkembang dan memberikan layanan terbaik bagi pasien.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait