SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Setelah menjalani retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji mengawali hari pertama kerja dengan menggelar silaturahmi, doa bersama, dan santunan kepada 50 anak yatim piatu di Balai Kota Surabaya. Acara ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat (ormas), serta para pengusaha.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun Kota Surabaya. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan kota tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
"Hari ini, saya ingin menyelaraskan visi-misi pembangunan lima tahun ke depan dengan masyarakat. Kota ini tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran aktif warganya," ujar Eri.
Sebagai langkah awal, ia mengajak warga yang mampu untuk menyisihkan sebagian rezekinya guna membantu masyarakat kurang mampu. Ia berharap program berbagi ini bisa terus berlanjut dan menjadi gerakan yang melibatkan lebih banyak pihak.
Eri Cahyadi juga menyoroti keterbatasan anggaran Pemkot Surabaya yang mencapai Rp 12 triliun, sementara kebutuhan untuk berbagai program prioritas jauh lebih besar.
Berikut Kebutuhan Anggaran Pembangunan:
- Penanganan banjir membutuhkan anggaran sekitar Rp 9,3 triliun
- Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) mencapai Rp 2 triliun
- Bantuan kesehatan sekitar Rp 1,4 triliun
- Perbaikan rumah tidak layak huni membutuhkan sekitar Rp 286 miliar
Dengan keterbatasan tersebut, Pemkot harus menetapkan skala prioritas dalam pembangunan kota. Oleh karena itu, Wali Kota Eri kembali menekankan pentingnya peran serta masyarakat, khususnya warga yang mampu, untuk membantu meringankan beban warga kurang mampu.
Sebagai langkah strategis, pada Senin, 3 Maret 2025, Eri Cahyadi akan memaparkan visi-misi pembangunan lima tahun ke depan dalam rapat paripurna DPRD Kota Surabaya. Melalui pemaparan ini, ia berharap dapat menyusun prioritas pembangunan yang lebih terarah dan berbasis data.
"Saya yakin dengan strategi ini, lima tahun ke depan masyarakat Surabaya akan semakin sejahtera. Semua keputusan yang diambil akan berbasis data, sehingga tidak ada lagi perdebatan tanpa dasar yang jelas," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait