TPS Optimalkan Operasional dengan Planning and Control, Dukung Efisiensi Logistik Nasional

Ali Masduki
Ruang Planning and Control PT Terminal Petikemas Surabaya. Foto/iNewsSurabaya

SURABAYA – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), berhasil mengimplementasikan standarisasi operasional berbasis Planning and Control (P&C) dalam penanganan kapal bermuatan penuh (full and down). 

Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi transformasi bisnis dan operasional pasca integrasi Pelindo yang bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas layanan, serta daya saing pelabuhan nasional di pasar global.

Direktur Operasi TPS, Rino Wisnu Putro, menjelaskan bahwa penerapan operasi berbasis Planning and Control telah membuahkan hasil nyata. 

“Sebagai bagian dari strategi pasca integrasi, Pelindo melalui SPTP terus mendorong implementasi standar operasional yang seragam di seluruh lini layanan terminal. Salah satunya adalah penerapan operasi berbasis Planning and Control yang kini telah dijalankan secara optimal oleh tim operasional TPS,” ujar Rino.

Operasi berbasis Planning and Control merupakan pendekatan sistematis yang mengedepankan perencanaan detail dan pengawasan terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bongkar muat. 

Model ini dinilai efektif dalam mengurangi potensi gangguan di lapangan serta mempercepat proses sandar dan muat kapal, khususnya pada kapal bermuatan penuh (full and down). Dengan pendekatan ini, ruang palka kapal dapat dimanfaatkan secara maksimal dan broken stowage (ruang tak terisi) dapat diminimalkan.


Kapal Brickell yang sandar di Dermaga Internasional TPS. Foto/Dokumentasi TPS

 

Penanganan kapal full and down memiliki tantangan tersendiri, mulai dari perubahan stowage plan hingga klasifikasi muatan. Untuk mengatasi hal tersebut, TPS menerapkan sejumlah strategi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas. 

Strategi tersebut meliputi penguatan koordinasi internal antara tim perencanaan kapal dan tim pengawasan bongkar muat, pemisahan muatan tertentu yang berpotensi menimbulkan perubahan pada rencana pemuatan, serta klasifikasi berat peti kemas untuk memudahkan proses penataan di atas kapal.

Hasil dari penerapan strategi ini menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan. Pada kapal Brickell tujuan Singapura dan Tanjung Pelepas, Malaysia, produktivitas yang diukur melalui Boxes per Ship per Hour (BSH) meningkat dari 39,76 box per jam pada 5 Februari 2025 menjadi 57,74 box per jam pada 13 Maret 2025, atau naik sebesar 31 persen. 

Selain itu, waktu sandar kapal (Port Stay) juga mengalami efisiensi, turun dari 28,17 jam menjadi 25,97 jam (efisiensi 8 persen).

Sebagai bagian dari subholding SPTP, TPS memiliki peran strategis dalam mendukung visi lima tahun ke depan untuk menjadi operator terminal petikemas berkelas dunia dengan total trafik sebesar 15,7 juta TEUs pada tahun 2029. 

Upaya peningkatan produktivitas serta efisiensi operasional di setiap lini menjadi komitmen TPS dalam mendukung terwujudnya sistem logistik nasional yang modern, efisien, dan kompetitif.

“Alhamdulillah, implementasi Planning and Control telah membuahkan hasil nyata. Kami akan terus melakukan penyempurnaan operasional untuk mendukung target besar SPTP dan Pelindo dalam mewujudkan terminal berkelas dunia,” kata Rino.

Setyawan Nurhadi, Operations PT Pelayaran Bintang Putih (Agen dari Kapal Brickell), menyampaikan apresiasi positif terhadap perbaikan layanan yang dilakukan oleh TPS. 

“Kami menilai positif upaya perbaikan layanan yang dilakukan TPS terhadap penanganan bongkar muat kapal Brickell yang bermuatan penuh atau full and down,” kata Hadi.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network