SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Menjelang puncak arus mudik Lebaran, praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sekaligus Wakil Ketua Dewan K3 Provinsi Jawa Timur, Edi Priyanto, mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum pulang kampung sebagai bagian dari ibadah yang dijalankan dengan penuh kesadaran, kedisiplinan, dan tanggung jawab terhadap keselamatan.
Menurut Edi, budaya mudik tidak seharusnya hanya dimaknai sebagai perjalanan emosional menuju kampung halaman, tetapi juga momen untuk menanamkan kembali nilai-nilai kehati-hatian, kewaspadaan, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
“Mudik bukan sekadar pulang membawa rindu. Ini tentang bagaimana kita bertanggung jawab atas rumah yang kita tinggalkan, atas tubuh yang kita bawa, dan atas keluarga yang menanti dengan harapan,” ungkapnya.
Edi menyebut, kebiasaan sederhana seperti mencabut peralatan listrik, menutup sumber air, hingga melepas regulator gas, bisa mencegah insiden besar yang kerap terjadi saat rumah ditinggalkan dalam waktu lama.
Ia juga mendorong agar masyarakat mulai membangun sistem keamanan sosial, dengan saling menjaga antartetangga, melapor ke pengurus lingkungan, serta menjaga komunikasi melalui kontak darurat.
Namun lebih dari itu, Edi menekankan bahwa keselamatan adalah budaya yang harus hidup dalam diri setiap orang, bukan hanya ketika bekerja atau saat di jalan raya. Ia menyebut bahwa sikap disiplin, sabar dalam perjalanan, toleran dalam kemacetan, dan tidak memaksakan diri saat lelah semuanya adalah bentuk manifestasi dari budaya keselamatan sosial.
“Mudik yang selamat adalah bagian dari ibadah. Ketika kita menjaga rumah, tubuh, dan sesama, sejatinya kita sedang menjalankan amanah sebagai makhluk yang bertanggung jawab. Ini bukan hanya soal prosedur keselamatan, tapi soal cara hidup yang membawa keberkahan,” tegas Edi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait