SURABAYA – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan industri nasional dengan realisasi belanja produk dalam negeri mencapai Rp23,06 triliun pada tahun 2024. Angka ini setara dengan 93,01% dari total belanja barang dan jasa perusahaan sebesar Rp24,79 triliun, sebagai bagian dari upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menjelaskan bahwa penggunaan produk dalam negeri merupakan strategi penting yang tidak hanya memperkuat pengembangan usaha lokal, tetapi juga menjaga kelancaran operasi perusahaan melalui pengadaan yang bersumber dari dalam negeri.
“Industri tanah air yang maju dan berkembang akan menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Vita Mahreyni.
Vita menambahkan, SIG juga fokus pada peningkatan hilirisasi dan industrialisasi melalui penggunaan suku cadang lokal yang berbasis pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta kerja sama dengan industri dalam negeri.
Pada 2024, realisasi penggunaan suku cadang lokal di seluruh pabrik SIG meningkat signifikan sebesar 20,70% menjadi Rp787 miliar dibandingkan Rp652 miliar pada 2023. Angka ini bahkan naik 157% dari baseline tahun 2020 yang sebesar Rp306 miliar.
“Pencapaian ini merupakan dukungan nyata SIG terhadap Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan hilirisasi dan industrialisasi untuk menambah nilai produk dalam negeri,” jelas Vita.
Jumlah UKM binaan SIG yang memproduksi suku cadang untuk pabrik-pabrik perusahaan juga meningkat dari 8 UKM menjadi 17 UKM. Pendampingan menyeluruh mulai dari edukasi spesifikasi produk, pembuatan prototipe, proses uji coba, hingga tes performa di pabrik SIG menjadi kunci keberhasilan program ini.
Beberapa UKM yang tergabung antara lain PT Papaja Maju Mandiri, PT 3S International, PT Kawani Tekno Nusantara, PT Bimuda Karya Teknik, dan PT Sari Teknindo Perkasa, serta sejumlah perusahaan lainnya.
“Melalui program substitusi suku cadang impor dengan produk berbasis UKM, SIG menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan yang saling menguntungkan. Kami dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dengan mendapatkan suku cadang yang andal secara teknis dan ekonomis. Di sisi lain, para pelaku UKM mendapatkan kesempatan menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan sekaligus meningkatkan daya saing mereka,” tutup Vita Mahreyni.
Dengan langkah strategis ini, SIG tidak hanya memperkuat kemandirian industri nasional, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UKM.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
