MALANG, iNewsSurabaya.id – Seorang perwira TNI Angkatan Laut menjadi korban pengeroyokan kelompok preman "juru penumpang" (jupang) di Terminal Arjosari, Malang, pada Kamis malam, 26 Juni 2025 sekitar pukul 18.30 WIB. Saat ini, korban sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Menurut Mas Bondan, adik korban, kondisi kakaknya mengalami luka serius akibat pengeroyokan brutal tersebut.
"Alhamdulillah sekarang sudah sadar. Ini aku nunggu di Rumah Sakit," ujarnya melalui pesan suara pada Jumat, 27 Juni 2025.
Mas Bondan bercerita, kejadian bermula ketika kakaknya baru datang dari Surabaya, kemudian mampir ke shelter bus Malang-Surabaya.
Saat itu, korban melihat aksi para calo penumpang bus yang tidak wajar. Mereka meminta uang secara berlebihan kepada kondektur bus mulai dari Rp5.000, naik menjadi Rp10.000, hingga Rp25.000.
"Kebetulan ada kakak saya. Sama kakak dibilangin, tolong kalau minta uang jangan banyak-banyak, kasihan kondekturnya. Kondekturnya juga bekerja, butuh uang untuk anak istri di rumah," kata Mas Bondan, menirukan cerita korban.
Rupanya, teguran tersebut memicu amarah para makelar yang kemudian melakukan pengeroyokan secara bersama-sama.
"Pengeroyokan dilakukan hampir 15 orang," kata Mas Bondan.
"Kepalanya diinjak-injak, wajah dibenturkan ke cor-coran bus terminal. Luka-luka di tangan kiri hingga retak dua jari, kepala dan pipi dijahit, serta matanya lebam dan penglihatannya terganggu," lanjutnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
