Ketika Remaja Surabaya Diajak Sadar Bahaya HIV/AIDS dan Jerat Medsos, Ini Pesan Kepala Disbudporapar
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pemerintah Kota Surabaya terus menggencarkan upaya pencegahan terhadap berbagai persoalan remaja, mulai dari kenakalan, penyalahgunaan narkoba, hingga penyebaran HIV/AIDS. Salah satu langkah nyata adalah edukasi dan pemberdayaan generasi muda lewat pendekatan yang lebih humanis dan kontekstual, termasuk lewat media sosial.
Melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar), Pemkot Surabaya menggelar kegiatan bertajuk “Peningkatan Pemahaman Pemuda tentang Bahaya HIV-AIDS, Kenakalan Remaja, dan Narkoba”. Bertempat di Convention Hall Gedung Siola, Jalan Tunjungan, acara ini diikuti 155 peserta muda usia 16–30 tahun dari berbagai komunitas, pelajar, hingga mahasiswa.
Kepala Disbudporapar Kota Surabaya, Ir. Hidayat Syah, M.T., mengungkapkan bahwa permasalahan HIV/AIDS di kalangan muda bagaikan gunung es—hanya sebagian kecil yang terlihat.
“HIV/AIDS itu sangat berbahaya. Banyak yang tidak sadar sudah terpapar. Edukasi harus terus dilakukan, termasuk soal literasi digital,” ujar Hidayat.
Ia menambahkan, maraknya penggunaan media sosial yang tidak bijak juga turut menjadi pintu masuk bagi pergaulan bebas dan penyalahgunaan zat berbahaya di kalangan remaja.
Kepala Bidang Kepemudaan Disbudporapar, Erringgo Perkasa, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya tidak hanya berhenti pada edukasi, tetapi juga menerapkan kebijakan protektif, seperti jam malam bagi anak di bawah 18 tahun, yang berlaku mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WIB.
“Ini bukan pembatasan, tapi bentuk perlindungan. Kami ingin anak-anak tetap berada di lingkungan yang aman dan terkendali,” tegasnya.
Erringgo juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Menurutnya, sinergi antara keluarga, sekolah, dan komunitas sangat dibutuhkan untuk menciptakan generasi yang tangguh di era digital.
“Keluarga adalah fondasi. Tanpa komunikasi dan pengawasan dari orang tua, anak akan lebih rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
