Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, menyebut keberhasilan ekspor ini sebagai pembuktian bahwa produk lokal bisa bersaing di pasar global jika didukung oleh pembinaan dan strategi pemasaran yang tepat.
“Selama ini Mojokerto dikenal sebagai sentra pengrajin sepatu, tapi terkendala dalam akses pasar. NOBF menunjukkan bahwa tembok itu bisa ditembus,” katanya.
Ekspor ini merupakan hasil nyata dari sinergi antara Pertamina, Kementerian Perdagangan, dan berbagai pihak lainnya. Melalui pembinaan di Rumah BUMN dan program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), Pertamina aktif mengawal pertumbuhan UKM agar bisa “naik kelas”.
VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina, Rudi Ariffianto, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“UMKM adalah duta produk Indonesia di luar negeri. Keberhasilan NOBF jadi contoh konkret bahwa mimpi ekspor bukan hanya milik perusahaan besar,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Area Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Jatimbalinus, Ahad Rahedi. Ia menekankan bahwa pertumbuhan UKM tak lepas dari program pembinaan yang menyentuh langsung kebutuhan pelaku usaha.
Langkah ekspor UKM Mojokerto ini juga sejalan dengan Asta Cita Ketiga pemerintahan Prabowo–Gibran, yaitu mendorong kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Pemerintah, BUMN, dan pelaku usaha lokal kini dinilai semakin padu dalam membangun ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan kreativitas.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, NOBF menjadi bukti nyata bahwa produk lokal dengan kualitas global bisa menjadi primadona ekspor baru Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
