Materi pelatihan mencakup penggunaan mesin fiksasi, strategi diversifikasi produk, pengelolaan ekspor, green branding, hingga memperluas jejaring kerja sama.
“Kami tidak hanya memberikan teknologi, tetapi juga pengetahuan agar pelaku UMKM bisa berdaya saing di pasar yang semakin kompetitif,” tambah Prof. Nugroho.
Dengan pendekatan menyeluruh, diharapkan batik Jombang tidak hanya bertahan di tengah gempuran industri tekstil modern, tetapi juga berkembang dengan nilai tambah ramah lingkungan. Konsep green management yang diusung dinilai dapat menjadi model pengembangan UMKM di berbagai daerah.
“Kami ingin batik Jombang menjadi produk unggulan yang tidak sekadar bernilai budaya, tetapi juga mampu menembus pasar global dengan inovasi,” tegas Prof. Nugroho.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
