Sampah Menggunung, Sungai Ciwulan Terkontaminasi Mikroplastik

Ali Masduki
Aktivis Ecoton mengumpulkan berbagai sampah plastik di Sungai Ciwulan dalam rangkaian Ekspedisi Sungai Nusantara di Kampung Leuwi Bilik, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (2/4/2022). (Foto: Ecoton)

TASIKMALAYA, iNewsSurabaya.id - Sungai Ciwulan Tasikmalaya, Jawa Barat terkontaminasi mikroplastik. Bahkan sampah-sampah ilegal menggunung ditepian sungai tersebut.

Direktur Eksekutif Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton), Prigi Arisandi menyebut, ada lebih dari 50 timbulan sampah dari Ciwulan perbatasan Garut dan Tasikmalaya, hingga muara Cidadap Kabupaten Tasikmalaya. 

"Timbulan sampah masuk kategori kecil dibawah 2 meter, kategori sedang 5 meter dan timbulan sampah kategori besar jika timbulannya diatas 5 meter," ungkanya saat Ekspedisi Sungai Nusantara di Kampung Leuwi Bilik, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (2/4/2022).

Timbulan sampah ilegal yang ada di tepian sungai Ciwulan, kata Prigi, sebagian besar berupa sampah-sampah packaging makanan dan personal care.

Dari kegiatan brand audit di 3 lokasi ditemukan 10 brand consumer good (kebutuhan sehari-hari), diantaranya Unilever, Indofood, Wings Group, Unicharm (popok mamypoko), Nestle, Ultrajaya (teh kotak), Mayora, Cimory, GooN dan antos Jaya (Kapalapi).

"Sampah plastik paling banyak yang kami temukan adalah 70% sampah-sampah tak bermerk jenis styrofoam, tas kresek dan sedotan. 30% sampah bermerk yang banyak digunakan masyarakat seperti pespsoden, soklin, Indomie dan kapalapi," terangnya.

Untuk itu Ecoton mendororong para produsen besar seperti Unilever, Indofood dan Wings harus ikut bertanggungjawab atas sampah yang mengotori Ciwulan.

"Produsen yang menghasilkan sampah harus bertanggung atas sampah yang mereka hasilkan atau dalam UU Pengelolaan Sampah 18/2008 disebut EPR atau extendeed produsen responsibility atau tanggungjawab perusahaan atas sampah yang mereka hasilkan. Produsen harus membantu menyediakan tempat sampah khusus sachet karena sampah ini masuk kategori sampah residu yang tidak bisa didaur ulang," tegas Prigi.

Selain itu, Pemkab Tasikmalaya dan Pemkot Tasikmalaya harus mengendalikan timbulan sampah di Sungai Ciwulan dengan membuat Regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok.

"Industri harus meredesign bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill. Dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri Ciwulan," imbuhnya.

Sementara itu Koordinator Ekspedisi Sungai Nusantara, Amiruddin Muttaqin menjelaskan, banyaknya timbulan sampah plastik menyebabkan kontaminasi mikroplastik dalam air Ciwulan. 

Sampah plastik yang tidak terkelola akan terfragmentasi menjadi mikroplastik atau serpihan kecil berukuran lebih kecil dari 5 mm. 

"Temuan kami di sungai Ciwulan menunjukkan bahwa terdapat 180 partikel mikroplastik dalam 100 liter air," ungkapnya.

Alumni Teknik Lingkungan UPN Surabaya ini menyebutkan, bahwa dari 180 partikel yang ada terbanyak adalah jenis fiber 100 partikel, jenis filamen 60partikel dan fragmen atau cuilan plastik sebanyak 20 partikel.

Mikroplastik ancam kesehatan manusia

Mikroplastik masuk kategori senyawa penganggu hormon karena dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air.

Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen. Jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network