Tangkal Demonstrasi Anarkis, Surabaya Perkuat Benteng Anti-Anarkisme Lewat Program Duhur Keliling

Arif Ardliyanto
Tangkal Anarkisme dan Kenakalan Remaja, Penyuluh Agama Islam KUA Gubeng dan Binmas Polsek Gubeng Gelar Dhuhur Keliling Sasar Sekolah. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Fenomena demonstrasi pelajar yang berujung ricuh dan maraknya aksi anarkisme menjadi perhatian serius di Surabaya. Untuk mencegah hal itu, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Gubeng bersama Polsek Gubeng menggulirkan program Duhur Keliling (Dhuring), sebuah inisiatif edukasi langsung ke sekolah-sekolah.

Program ini menyasar siswa SMP dan SMK di wilayah Gubeng. Tak hanya soal nilai keagamaan, kegiatan ini menitikberatkan pada pencegahan aksi anarkis, tawuran, hingga kenakalan remaja yang belakangan makin marak.

Prof. Dr. KH. Mukhrojin, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Gubeng, menegaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan terhadap pelajar yang mudah terseret arus massa, terutama saat demonstrasi.

“Banyak remaja tidak memahami bahwa menyampaikan aspirasi harus dilakukan secara damai. Kalau terjebak dalam arus anarkis, yang rugi justru diri mereka sendiri,” tegasnya.

Mukhrojin menambahkan, pelajar perlu dilatih berpikir kritis dan jernih agar tidak gampang diprovokasi. Menurutnya, edukasi dini sangat penting agar generasi muda tidak menjadi alat bagi kelompok tertentu yang memanfaatkan emosi remaja.

Hal senada disampaikan Aiptu Mohammad Wahyudi, Binmas Polsek Gubeng. Ia menyoroti pentingnya sinergi antara kepolisian, sekolah, dan penyuluh agama untuk melawan potensi radikalisme remaja dan anarkisme jalanan.

“Kami tidak ingin pelajar kita terseret dalam demonstrasi ilegal, tawuran, narkoba, atau pergaulan bebas. Edukasi seperti ini bisa membentengi mereka,” ujar Wahyudi.

Ia menekankan bahwa hukum akan tegas menindak aksi anarkis, dan pelajar harus memahami konsekuensinya sejak dini.

Berbeda dari ceramah formal, kegiatan Duhur Keliling dikemas interaktif. Siswa diajak berdiskusi soal toleransi, disiplin, hingga cara menolak ajakan teman sebaya yang berpotensi membawa mereka pada tindakan merugikan.

Dinda, siswi kelas 11 SMK Dr. Soetomo Surabaya, mengaku kegiatan ini membuka wawasan.

“Sekarang saya lebih paham bagaimana menghindari ajakan yang bisa bikin terlibat masalah. Ini benar-benar bermanfaat,” ucapnya.

Ketua Yayasan SMK Dr. Soetomo, Hadi Sukarsono, menyambut positif program ini. Menurutnya, Duhur Keliling adalah contoh nyata kerjasama lintas sektor dalam membangun karakter pelajar.

“Kalau sekolah, penyuluh agama, dan polisi bersatu, lingkungan belajar pasti lebih aman dan anak-anak bisa berkembang tanpa takut terjebak hal negatif,” ujarnya.

Program ini diharapkan berlanjut secara rutin, menjangkau lebih banyak sekolah di Surabaya. Lebih dari sekadar ibadah, Duhur Keliling menjadi benteng moral untuk mencegah pelajar Surabaya terseret dalam lingkaran anarkisme, radikalisme, dan kenakalan remaja.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network