SPIL sendiri sudah mengimplementasikan sistem digital seperti platform MySPIL, yang memungkinkan pelanggan melacak pergerakan barang secara real-time.
“Digitalisasi bukan tren semata. Ini kebutuhan industri logistik modern. Teknologi dari kampus bisa langsung kami uji dan implementasikan,” tambah Dominikus, yang akrab disapa Donny.
Kerja sama SPIL tidak terbatas di ITS. Hingga kini, SPIL sudah bermitra dengan delapan perguruan tinggi lainnya di berbagai wilayah Indonesia, antara lain:
- Universitas Ciputra & Universitas Airlangga (Surabaya)
- UNIKA Atma Jaya (Jakarta)
- Soegijapranata Catholic University (Semarang)
- Universitas Putera Batam
- Universitas Pattimura (Ambon)
- Universitas Cenderawasih (Jayapura)
Kerja sama ini mencakup program magang, riset bersama, dan pertukaran gagasan inovatif.
Pendirian SPIL Research Center menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem riset logistik yang berkelanjutan di Indonesia. Lebih dari sekadar tempat riset, SRC diharapkan jadi jembatan antara teori dan praktik, serta menjadi role model kemitraan strategis antara dunia pendidikan dan industri.
“Kami melihat pendidikan tinggi bukan hanya sebagai tempat belajar, tapi juga sebagai engine inovasi nasional,” tutup Donny.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
