SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Minggu pagi di Surabaya berubah menjadi arena penuh semangat. Lebih dari 9.000 pelari dari berbagai penjuru Indonesia memadati jalan-jalan protokol kota untuk mengikuti Marathon 2025, yang terbagi menjadi kategori 5K, 10K, Half Marathon, hingga Full Marathon.
Tak hanya jadi ajang olahraga massal, event ini berhasil memicu ledakan ekonomi lokal, terutama di sektor pariwisata, perhotelan, dan kuliner. Selama akhir pekan pelaksanaan Marathon, tingkat hunian hotel di pusat kota tembus 100%. Restoran penuh, transportasi ramai, dan UMKM turut merasakan dampaknya.
“Ini bukan sekadar lomba lari, tapi momentum ekonomi. Lebih dari 40% peserta berasal dari luar Surabaya mereka menginap, makan, belanja. Semua sektor ikut bergerak,” ungkap Muhammad Fikser, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Surabaya.
Menurut Fikser, gelaran ini menjadi bagian dari strategi besar Pemkot untuk menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata olahraga (sport tourism) yang konsisten dan berkelanjutan. Ia menambahkan bahwa persiapan lintas dinas dilakukan jauh hari sebelumnya, termasuk perbaikan jalan dan standarisasi rute lari agar nyaman digunakan, tidak hanya untuk peserta, tapi juga masyarakat umum.
Event ini terbagi dalam beberapa kategori dengan komposisi peserta sebagai berikut: 5K / Fun Run: 44%, 10K: 33%, Half Marathon (21K): 18%, dan Full Marathon (42K): 4%, serta Komposisi gender: 59,2% pria dan 40,8% wanita
Joshua Gunawan, Head of Ready to Drink Beverages Wings Group Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan utama dari ISOPLUS Marathon adalah membangun budaya hidup aktif dan sehat.
“Lari adalah simbol. Ini tentang tantangan pada diri sendiri. Kami ingin marathon ini jadi ruang bagi masyarakat membentuk kebiasaan baru—aktif, sehat, dan positif,” kata Joshua.
Rute marathon dirancang tidak sekadar fungsional, tetapi juga estetis dan historis. Para pelari melewati ikon-ikon kota seperti Tugu Pahlawan, Balai Kota, Jembatan Merah, hingga Hotel Majapahit. Ini menjadi bagian dari strategi memperkenalkan wajah otentik Surabaya kepada para peserta luar kota.
“Kalau mereka senang, kemungkinan besar mereka akan kembali—entah untuk wisata, bekerja, bahkan berinvestasi,” tambah Fikser.
ISOPLUS Marathon juga membuka peluang besar bagi pelaku UMKM. Booth makanan dan minuman, produk lokal, hingga layanan transportasi online mendapat limpahan permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Surabaya yang kini mencapai 5,7% sebagian besar didukung oleh aktivitas sektor jasa dan pariwisata. Event seperti ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor—swasta, pemerintah, dan masyarakat—mampu menciptakan multiplier effect yang nyata.
Dengan suksesnya ISOPLUS Marathon 2025, Surabaya kembali menegaskan dirinya sebagai kota yang tidak hanya tangguh secara infrastruktur, tetapi juga dinamis secara ekonomi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
