Malapetaka di Tanah Jawa dan Sumpah Sabda Palon

SM Said
Lukisan Sabdo Palon karya Iiq Gendhis. (Foto: Instagram)

SABDAPALON atau Sabdo Palon adalah tokoh legendaris yang dianggap sebagai pandita dan penasehat Brawijaya V, penguasa terakhir dari kerajaan Majapahit di Jawa.

Dalam Serat Darmagandhul disebutkan, sebagai penasehat raja, Sabda Palon merupakan tokoh berilmu tinggi. Di kitab kesusastraaan Jawa karya Ki Kalamwidi ini juga disebutkan, jika Sabda Palon merupakan sosok yang sama dengan tokoh pewayangan bernama Semar atau Manik Maya yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. 

Konon karena kedigjayaannya Sabda Palon bisa memerintah seluruh makhluk halus di tanah Jawa.

Sehingga konon, sosok Sabda Palon ini juga merupakan makhluk gaib yang menjadi pelindung dan penjaga raja-raja di tanah Jawa sejak 525 tahun sebelum masehi (SM). 

Sang Sabda Palon ini juga disebut-sebut dapat membuat kawah air panas di atas sejumlah gunung berapi di tanah Jawa bergolak. Bagi orang Jawa yang berpegang pada kawruh Jawa pastilah memahami tentang apa dan bagaimana Semar.

Di kalangan spiritualis Jawa pada umumnya, keberadaan Semar diyakini berupa ”suara tanpa rupa”. Secara khusus bagi yang memahami lebih dalam lagi, keberadaan Semar diyakini dengan istilah “mencolo putro, mencolo putri”, artinya dapat mewujud dan menyamar sebagai manusia biasa dalam wujud berlainan di setiap masa. 

Nama Sabda Palon juga disebut dalam Serat Jangka Jayabaya Pujangga Ronggowarsito. Dimana dia bersumpah akan muncul kembali sebagai ‘Pamomong tanah Jawa’ setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit. 

Sumpah itu dia sebutkan sebelum berpisah dengan Prabu Brawijaya V. Kedekatan sang penasihat spritual ini dengan Raja Brawijaya V akhirnya berakhir saat sang raja memutuskan untuk memeluk agama Islam. 

Salah satu syairnya atau pupuhnya memuat ramalan tentang kehancuran Islam di tanah Jawa dan adanya malapetaka pasca 500 tahun keruntuhan Majapahit

Dalam Serat Sabda Palon, ramalan kehancuran Islam ditulis dalam pupuh, Pepesthene nusa tekan janji, yen wus jangkep limang atus warsa, kepetung jaman Islame, musna bali marang ingsun, gami Budi madeg sawiji(Takdir nusa sampai kepada janji, jka sudah genap lima ratus tahun, terhitung zaman Islam, musnah kembali kepadaku, Agama Budi berdiri menjadi satu).

Selain itu dalam Serat Sabda Palon, kemunculannya akan ditandai dengan beberapa kejadian alam diantaranya meletusnya Gunung Merapi. 

Kula damel pratandha, pratandha tembayan mami hardi Mrapi yen wus jeblug mili lahar(saya akan membuat pertanda, sebagai janji teguh saya apabila gunung Merapi sudah meletus mengeluarkan lahar) ini disebutkan dalam pupuh 5. 

Lalu akan gempa bumi dahsyat yang dijelaskan pada pupuh 15. Lindhu ping pitu sadina karya sisahing sujanmi(terjadi gempa bumi 7 kali dalam sehari). 

Kemudian banjir bandang dalam pupuh 7. Kaline banjir bandhang jerone ngelebna jalmi(banjir bandang yang akan datang). Kemudian tsunami dalam pupuh 13.

Ombak minggah ing daratan (ombak naik ke daratan) Termasuk wabah mematikan dalam pupuh 11. Pageblug ingkang winangkung lelara ngambra-ambra enjing sugeng sore pralaya(akan datang wabah mengerikan merajalela dimana-mana, paginya orang-orang masih hidup sorenya banyak yang mati).

Sumpah dan ramalan Sabdo Palon ini juga pernah menjadi kenyataan di Indonesia diantaranya tentang letusan Gunung Semeru dan Gunung Merapi. Wallahualam bissawab. (Diolah dari berbagai sumber).
 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network