Bangun Ekonomi Keluarga di Desa, Begini Perjuangan Lala Kembangkan Keagenan di Daerah Jauh Dari Kota
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Di tengah peningkatan jumlah agen digital di Indonesia, ada satu kisah sederhana namun menghangatkan hati dari Desa Kalirejo, Kecamatan Talun, Pekalongan. Namanya Lala, perempuan berusia 26 tahun yang memilih membangun perekonomian keluarga dari rumah tempat ia membesarkan anak sekaligus menata masa depan.
Tak banyak yang tahu, di balik data Fastpay yang mencatat 1,9 juta agen aktif di seluruh Indonesia per Oktober 2025, ada cerita-cerita kecil yang menjadi alasan angka itu terus tumbuh. Salah satunya kisah Lala, yang memulai perjalanan usahanya bukan karena ambisi, tetapi karena keinginan membantu keluarga dan warga desa yang kesulitan mengakses layanan keuangan.
Lala tumbuh di lingkungan desa yang jauh dari pusat kota. Untuk bayar listrik, mengirim uang, atau membeli pulsa, warga harus menempuh perjalanan cukup jauh. Situasi itu membuat banyak orang tua kesulitan, terlebih saat kebutuhan mendesak.
Dari situlah muncul keinginan Lala untuk ikut membantu. Pada 2018 ia membuka layanan pembayaran sederhana. Namun baru pada 2024, ketika bergabung dengan Fastpay, usahanya memiliki sistem yang lebih rapi dan peluang yang lebih besar.
“Saya ingin tetap dekat dengan anak, tapi juga bantu ekonomi keluarga. Fastpay bikin dua-duanya bisa jalan bareng,” kata Lala.
Keseharian Lala tak jauh berbeda dari ibu muda lainnya. Ia bangun lebih pagi, menyiapkan rumah, lalu membuka layanan agen digital di ruang tamu kecilnya. Pelanggan datang bergantian—mulai dari tetangga yang ingin bayar listrik, membeli paket data, hingga mengurus transfer uang.
Di tengah transaksi, anaknya sering kali menghampiri minta digendong atau sekadar mengajak bermain. Lala menanggapinya dengan sabar. Ia berhenti sejenak, kemudian kembali melayani.
“Kalau anak butuh, ya saya berhenti sebentar. Usaha tetap jalan, saya tetap bisa lihat tumbuh kembangnya,” ujarnya sambil tersenyum.
Seiring meningkatnya pelanggan, penghasilan Lala ikut bertambah. Ia kini mampu membeli kebutuhan rumah tangga tanpa harus menunggu suami atau orang tua. Ia juga bisa menyiapkan kebutuhan anaknya dari hasil jerih payah sendiri.
Namun ada momen yang membuat Lala merasa lebih berharga daripada sekadar cuan.
Suatu hari, seorang tetangga berkata:
“Mbak, makasih ya… sejak ada layanan di sini, kami nggak perlu jauh-jauh ke kota.”
Ucapan sederhana itu membuat Lala nyaris meneteskan air mata. Bukan karena pujian, tetapi karena ia merasakan manfaat usahanya nyata bagi orang lain.
Kini Lala menjalankan usahanya dengan lebih percaya diri. Ia berharap bisa terus memperbesar layanan agar semakin banyak warga desa yang terbantu. Mimpinya tidak muluk-muluk: ia hanya ingin keluarganya hidup lebih tenang dan anaknya memiliki masa depan yang lebih baik.
Ia juga ingin perempuan desa lain berani memulai hal yang sama. “Perempuan itu bisa kuat dan mandiri tanpa harus jauh dari keluarga. Saya sudah membuktikannya,” ujarnya.
Fastpay dan 1,9 Juta Kisah yang Menguatkan Ekonomi Keluarga
Pencapaian Fastpay yang kini memiliki 1,9 juta agen bukan hanya tentang ekspansi bisnis. Di baliknya ada jutaan cerita tentang rumah-rumah kecil yang mulai bergerak. Ada ibu muda yang berjualan sambil menjaga anak, ada orang tua yang mencari tambahan penghasilan, dan ada keluarga-keluarga yang ingin hidup lebih layak.
Fastpay hadir untuk mereka—untuk para agen yang membangun usaha dari ruang tamu, untuk perempuan yang ingin tetap dekat dengan keluarga, dan untuk warga desa yang membutuhkan akses layanan digital tanpa harus ke kota.
Dan di antara jutaan kisah itu, cerita Lala adalah satu bukti bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil di rumah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
