SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Alunan musik keroncong kembali bergema di Kota Pahlawan. Bukan sekadar ajang lomba, kompetisi keroncong nasional yang digelar Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ini menjadi ruang perjumpaan bagi ratusan anak muda yang ingin merawat salah satu warisan musik tertua di Indonesia.
Lewat Untag National Cultural Competition (UNCC) 2025, kampus merah putih kembali menegaskan komitmennya menjaga budaya bangsa. Tahun ini, kompetisi memasuki penyelenggaraan kedua dan menunjukkan antusiasme lebih besar dari sebelumnya.
Acara yang digelar BKK–UKM Untag Surabaya itu dibuka oleh Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M. Dalam sambutannya, ia menyinggung keresahannya terhadap semakin memudarnya budaya di tengah gempuran tren modern.
"Bangsa yang meninggalkan budayanya akan kehilangan moral dan jati dirinya," tegasnya.
Sebanyak 30 tim dari berbagai daerah ikut meramaikan UNCC 2025 di Untag Surabaya. Ajang ini menggabungkan kreativitas musik dan pelestarian budaya nasional. Foto iNewsSurabaya/ist
Subekti menilai kampus punya peran strategis menjaga tradisi agar terus hidup di tangan generasi muda. Menurutnya, musik keroncong bukan hanya hiburan, tetapi identitas dan cermin karakter bangsa.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., menambahkan bahwa pelestarian budaya justru menjadi kekuatan tersendiri dalam upaya internasionalisasi kampus.
"Internasionalisasi bukan hanya soal kerjasama akademik. Lebih dari itu, bagaimana budaya Indonesia dapat hadir dan diakui dalam ruang global," ujarnya.
Ia menegaskan, kegiatan seperti UNCC merupakan bentuk nyata kontribusi Untag dalam menggabungkan keunggulan akademik dan kekayaan budaya nusantara.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
