Pelantikan yang digelar menjelang akhir tahun juga bukan tanpa alasan. Eri menjelaskan, momentum ini berkaitan erat dengan pertanggungjawaban anggaran. Dengan menuntaskan rotasi di penghujung tahun, kejelasan tanggung jawab pengelolaan anggaran tetap terjaga hingga proses pelaporan selesai.
“Kalau dilakukan di tengah tahun, siapa yang bertanggung jawab atas anggarannya? Karena itu, rotasi akhir tahun memang selalu dilakukan seperti ini,” jelasnya.
Untuk tahap ini, rotasi difokuskan pada Eselon III dan IV karena kebutuhan organisasi yang dinilai mendesak di level tersebut. Sementara itu, rotasi untuk eselon lainnya masih menunggu hasil evaluasi Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Pemkot Surabaya.
Di hadapan para pejabat yang baru dilantik, Eri Cahyadi menyampaikan pesan reflektif. Ia menyebut rotasi ini sebagai ujian kepemimpinan sejati, bukan sekadar perpindahan meja dan ruangan.
“Kalau hari ini berhasil, pertanyaannya: apakah di tempat baru juga bisa berhasil? Di mana pun kalian ditempatkan, kalian harus bisa menjadi mutiara,” pesannya.
Ia menegaskan, keberhasilan yang tidak bisa direplikasi di lingkungan baru menandakan lemahnya kapasitas manajerial. Seorang pemimpin, kata Eri, harus mampu bersinar bukan karena tim lama, melainkan karena karakter dan kemampuan adaptifnya sendiri.
Ke depan, Pemkot Surabaya memastikan gelombang rotasi lanjutan masih akan dilakukan hingga akhir tahun bagi pejabat lain yang dinilai terlalu lama berada di satu posisi. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa reformasi birokrasi di Surabaya terus berjalan, dengan tujuan akhir menciptakan pelayanan publik yang lebih dinamis dan profesional.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
