SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pelaksanaan Turnamen Milo Cup Kelompok Umur (KU) 9 yang berlangsung di Lapangan Made, Surabaya, menuai sejumlah catatan dari peserta dan wali murid. Turnamen yang diikuti 24 Sekolah Sepak Bola (SSB) dari berbagai wilayah di Kota Surabaya itu dinilai belum berjalan optimal, terutama dari sisi fasilitas dan pengelolaan area pertandingan.
Sejumlah orang tua mengungkapkan kekecewaannya karena fasilitas yang diterima tidak sepenuhnya sesuai dengan kesepakatan awal. Setiap SSB diketahui membayar biaya pendaftaran sebesar Rp1 juta dengan janji mendapatkan produk sponsor berupa minuman Milo dan air mineral. Namun hingga pertandingan hampir rampung, air mineral yang dijanjikan tidak kunjung dibagikan kepada para pemain.
Selain persoalan fasilitas, minimnya jumlah panitia di sekitar bangku pemain juga menjadi sorotan. Kondisi tersebut membuat area teknis tidak terkontrol, bahkan banyak wali murid bebas keluar-masuk ke area yang seharusnya steril demi menjaga keamanan dan ketertiban pertandingan anak-anak.
“Jumlah panitia di bangku pemain sangat kurang. Akhirnya wali murid bebas masuk ke area lapangan. Padahal ini turnamen usia dini, faktor keamanan dan ketertiban seharusnya jadi prioritas,” ujar Teguh, salah satu wali murid pemain, saat ditemui di lokasi.
Turnamen Milo Cup KU-9 di Surabaya menuai keluhan peserta dan wali murid. Fasilitas hingga pengawasan lapangan dinilai belum maksimal. Foto Surabaya.iNews.id/alup
Ia menambahkan, keterlambatan pembagian air mineral sangat disayangkan, mengingat kebutuhan cairan sangat penting bagi pemain usia dini yang bertanding sejak pagi hingga siang hari.
“Anak-anak bermain dari pagi. Air minum itu kebutuhan utama, apalagi untuk usia 9 tahun. Di awal pendaftaran sudah dijanjikan, tapi realisasinya tidak sesuai,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
