NGANJUK, iNewsSurabaya.id – Di balik etalase kecil warung dan lapak UMKM di Kabupaten Nganjuk, perubahan besar tengah berlangsung. Digitalisasi tak lagi sekadar pilihan, tetapi kebutuhan. Hal inilah yang menjadi sorotan utama Anggota DPR RI Sadarestuwati saat menggelar sosialisasi inklusi keuangan bagi pelaku UMKM di salah satu hotel di Nganjuk.
Puluhan pelaku usaha mikro hadir, sebagian di antaranya mengaku baru pertama kali mendapatkan pemahaman langsung tentang layanan keuangan digital. Bagi mereka, transaksi non-tunai bukan hanya soal tren, melainkan solusi atas berbagai persoalan sehari-hari.
“Inklusi keuangan ini penting karena pelaku UMKM adalah pengguna langsung sistem digital. Mulai dari mengatur keuangan harian, membayar tagihan, sampai mengelola usaha, semuanya jadi lebih mudah,” ujar Sadarestuwati di hadapan peserta.
Menurut politisi yang akrab disapa Mbak Estu ini, kemajuan teknologi harus dibarengi dengan pemahaman yang baik. Pasalnya, masih banyak pelaku UMKM yang memiliki ponsel pintar, tetapi belum sepenuhnya mengakses layanan keuangan formal.
“Inklusi keuangan itu tentang keadilan akses. Semua orang, termasuk pedagang kecil dan pebisnis di pelosok, berhak mendapatkan layanan keuangan yang aman, terjangkau, dan mudah digunakan,” jelasnya.
Sadarestuwati menyoroti fakta bahwa masih ada masyarakat yang kesulitan mengakses bank karena jarak tempuh yang jauh. Kondisi ini membuat sebagian pelaku usaha terpaksa menggunakan sistem keuangan informal yang berisiko.
“Tujuan digitalisasi ini agar masyarakat tidak perlu lagi menempuh jarak jauh ke bank. Layanan keuangan harus hadir lebih dekat, aman, dan efisien,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
