BERLIN, iNews.id – Jerman tidak boleh sembrono dalam membuat kebijakan terkait invasi Rusia ke Ukrain. Sebab Ketergantungan gas Jerman terhadap Rusia sangat besar dan berpotensi menimbulkan krisis.
Kepala Asosiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jerman alias DIHK, Martin Wansleben, akhir pekan ini mengatakan, larangan total impor gas Rusia tidak dapat dibenarkan. Ini mengingat ketergantungan Jerman yang sangat besar pada Rusia. “Penghentian penuh pasokan gas akan menjadi bencana bagi banyak industri,” kata Wansleben dalam sebuah wawancara dengan radio Jerman, Deutschlandfunk, Sabtu (23/4/2022).
DIHK juga menentang pemberlakuan embargo energi Rusia. Sebab, hal ini dapat berpengaruh pada kenaikan biaya sewa dan belanja makanan rakyat Jerman. Embargo energi juga bakal berdampak pada pasar tenaga kerja di negeri panser.
Mantan Kanselir Jerman, Gerhard Schroeder, sebelumnya juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The New York Times minggu ini bahwa Moskow tidak dapat diisolasi dalam jangka panjang. Sebab, industri Berlin tidak hanya membutuhkan minyak dan gas Rusia, tetapi juga bahan mentah langka yang tidak dapat digantikan begitu saja. Menurut Schroeder, Jerman harus kembali ke pola biasa untuk berurusan dengan Rusia, segera setelah Moskow menyelesaikan operasi militer khususnya di Ukraina.
Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina. Tindakan militer Rusia itu mendapat perlawanan sengit dari Ukraina. Sementara itu, negara-negara Barat langsung menjatuhkan sanksi secara bertubi-tubi terhadap Moskow. Di antara bentuk sanksi itu adalah embargo produk energi Rusia.
Editor : Arif Ardliyanto