JEMBER, iNews.id – Kabar yang tak mengenakkan terdengar dari Kabupaten Jember. Atlet Cabang Olahraga (Cabor) Drumband Porprov Jawa Timur dinyatakan tak naik kelas, meski sudah banyak emas yang dihasilkan untuk Kabupaten Jember.
Ia adalah Muhammad Ihsan Maulana yang dikabarkan tidak naik kelas XII SMA Negeri 2 Jember. Atlet ini teridentifikasi tidak mendapatkan nilai pada tiga mata pelajaran sekolah, diantaranya Sosiologi, PKN, dan Sejarah. Imbasnya, remaja berumur sekitar 17 tahun ini tidak dapat naik kelas.“Alasannya karena sering tidak masuk, tapi kan saya sudah izin pakai surat resmi,” kata Ihsan saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (1/6/2022).
Ihsan mengatakan, dirinya mengetahui informasi tidak naik kelas saat mengambil raport 30 Juni 2022 kemarin. “Saya tidak ikut ujian sekitar akhir bulan Mei ini. Saya tidak sekolah, karena sekitar dua bulan ikut persiapan Porprov. Baru tahu tidak naik kelas saat menerima raport dari sekolah,” ucapnya.
Pihaknya mengaku akan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Ihsan ingin ada pengertian dari sekolah, karena kesibukan tidak masuk sekolah untuk membanggakan Kabupaten Jember dengan perolehan 5 medali emas.
Sementara itu, Ibu Kandung Ihsan, Fitriyah Desiana Fatmawati mengaku prihatin dengan kondisi yang menimpa anaknya. Pihaknya juga mengaku bersyukur dengan prestasi lima medali emas yang diraih anaknya itu.
“Saya mengucapkan terima kasih bisa membimbing anak saya. Bisa menyumbangkan lima medali emas, untuk Kabupaten Jember. Apapun prestasinya, saya tetap bangga terhadap anak saya,” tuturnya.
Menurut Fitriyah, memang anak-anak mempunyai kelebihan dan kekurangan. “Mungkin anak saya tidak bisa berpikir bercabang, jadi hanya prestasi saja yang bisa dia lakukan,” ungkapnya.
Terpisah menanggapi kondisi yang dialami Ihsan, Plt. Kepala SMA Negeri 2 Jember Edi Suyanto membenarkan adanya siswa sekolahnya yang tidak naik kelas. Edi juga membenarkan jika siswa yang tidak naik kelas itu adalah seorang atlet cabor drumband berasal dari SMA Negeri 2 Jember.
“Pertimbangan tidank naik kelas itu, berdasarkan rapat pleno para guru sekitar tanggal 17 (Mei) kemarin. Sementara (Siswa) yang bersangkutan ini masih ada tagihan-tagihan nilai. Karena memang mengikuti tidak hanya kegiatan porprov ini. Tentu saja dia kenaikannya ditunda sampai porprov itu selesai,” katanya.
Ihsan menerima raport dari sekolah 30 Mei 2022 kemarin, kata Edi, dan ada tiga mata pelajaran yang nilainya kosong. “Kalau tidak salah mata pelajaran Sosiologi, PKN, dan Sejarah. Raport itu diberikan, menunggu yang bersangkutan selesai Porprov. Kalau teman-temannya yang lain sudah diserahkan 24 Mei kemarin,” ucapnya.
Namun demikian, lanjutnya, atas pertimbangan tidak naik kelas itu. Pihak sekolah masih memberikan kesempatan bagi Ihsan, untuk memenuhi nilai-nilai mata pelajaran yang kosong. “Tapi terjadi kesalahpahaman, sehingga dianggap tidak naik kelas dan tidak ada solusi. Sekolah masih memberikan kepada siswa, jika memenuhi nilai yang kosong itu. Masih bisa naik kelas kok,” ucapnya.
“Apalagi dengan prestasi dapat medali emas di Porprov. Sekolah memberikan apresiasi. Sehingga kita berikan kesempatan untuk mendapatkan nilai yang kosong. Jadi bisa nantinya naik kelas. Sekarang kan belum (masuk) tahun ajaran baru. Jadi masih bisa naik kelas,” ucapnya.
Editor : Arif Ardliyanto