get app
inews
Aa Text
Read Next : Isi Hari Tenang Pilgub Jatim, Khofifah-Emil Ziarah ke Makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur

Belajar Perdamaian dari Gus Dur, Peace Train Indonesia Hadir di Jombang

Sabtu, 30 Juli 2022 | 17:41 WIB
header img
Peace Train ke-14 memulai perjalanannya ke Jombang, Jawa Timur. (Foto: iNewsSurabaya/Pool)

SURABAYA, iNews.id - Sekelompok anak muda yang tergabung Peace Train ke-14 memulai perjalanannya ke Jombang, Jawa Timur. 

Direktur Eksekutif Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Pdt. Frangky Tampubolon, menuturkan perjalanan tersebut untuk belajar perdamaian dari Gus Dur

Sebagaimana diketahui, Indonesia hari ini masih diwarnai berbagai peristiwa diskriminatif, intoleran, sederet ujaran kebencian atas nama agama, persekusi berujung kekerasan, pelarangan kegiatan beragama dan sebagainya. Atas nama agama semua hal tersebut masih terus terjadi.

"Ini berangkat dari intoleransi, diskriminasi, dan persekusi terhadap agama dan kepercayaan minoritas yang terus terjadi dan para pelakunya banyak dari orang muda,” terangnya.

Frangky merujuk pada kasus-kasus teranyar, seperti perusakan Wale Paliusan, tempat menjalankan ritual komunitas penghayat Lalang Rondor Malesung (LAROMA) di Minahasa Selatan pada 21 dan 22 Juni lalu.

Salah satu inisiator Peace Train Indonesia ini juga sangat menyesalkan atas penghancuran dan pembakaran 6 rumah milik umat Buddha dusun Ganjar, Mareje, Lombok Barat, yang terjadi pada malam 3 Mei dalam suasana Idul Fitri 2022 ini. 

13 kendaraan bermotor hancur. 19 rumah rusak ringan dan ratusan umat Buddha yang terdiri dari perempuan dan anak-nak harus lari menyelamatkan diri. 

Tahun 2021, terjadi penyerangan dan perusakan masjid Ahmadiyah di Balai Harapan, Sintang, Kalimantan Barat oleh ratusan massa yang mayoritas adalah orang muda. 

Perjalanan Meneladani Gus Dur

Sekertaris Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Romo Johannes Hariyanto, menjelaskan bahwa ICRP merupakan lembaga perdamaian di Indonesia yang didirikan Gus Dur, bersama tokoh-tokoh agama sedang merayakan 22 tahun berdirinya. 

Melalui kesempatan ini ICRP bersama mitra berkolaborasi melaksanakan edisi khusus Peace Train Indonesia ke-14 (PTI). 

"Sejak awalnya PTI hadir menjadi ruang khusus perjumpaan kaum muda untuk saling berbagi, berdialog dan bekerjasama dalam rangka  mengenal satu sama lain guna mengikis prasangka, prejudis dan sikap buruk lainnya yang terkait dengan relasi antarumat beragama," ungkapnya. 

Ia juga menegaskan, bahwa Indonesia sendiri bukan sesuatu yang secara definitif sudah jadi. Gus Dur adalah sosok tokoh bangsa yang selalu berusaha meng-Indonesia. 

Sebuah upaya aktif  dan teladan dari Gus Dur banyak diingat sahabat dan mereka yang mengupayakan Indonesia yang damai.

"Kesempatan melalui ziarah sekaligus belajar perdamaian dari Gus Dur dan kota kelahirannya menegaskan bahwa kaum muda harus berani mengembalikan semangat Gus Dur demi Indonesia yang lebih damai," tegasnya.

Mewujudkan Perdamaian dengan Perjalanan Bersama

Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni, sebagai sahabat Gus Dur sekaligus juga pendiri ICRP menambahkan, bahwa masalah perdamaian bila tidak dikelola bisa menjadi awal dari malapetaka sosial (social calamity).

"Jika kemudian, dalam konteks kehidupan sosial terjadi truth claim, dimana kebenaran yang diyakininya dibarengi dengan absolutism claim dengan menganggap bahwa dia sendirilah yang paling benar dari semuanya,” ujar Imam.

Bagi Imam, bisa jadi semua unpeacefulness atau ketidakdamaian, konflik, clash,  perang, dan sebagainya disebabkan oleh faktor tunggal atau berbagai faktor yang paralel. 

Dengan demikian usaha untuk mewujudkan perdamaian atau kedamaian Peace or Peacefulness mungkin harus belajar dari kita mulai keluar rumah seorang diri,

“Dengan Peace Train Indonesia, para pemuda akan bersama mewujudkan perdamaian lalu menempuh jalan raya bergabung dengan berbagai keramian di dalamnya dengan tetap mengendalikan diri secara kreatif tanpa mau menjadi faktor trouble maker, untuk kemudian sampai tujuan atau destination,” tambah Imam.

Sebagai Alumni Peace Train Indonesia ke-12 dengan rute Jakarta-Temanggung, Tri Natalia Urada Ketua Pengurus Pusat PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), berbagi pengalamannya dalam mengikuti kegiatan Peace Train Indonesia.

“Kegiatan seperti ini menjadi ruang jumpa dan ruang belajar secara langsung yang harus terus ada, karena dengan adanya perjumpaan secara langsung dengan orang-orang yang mempunyai keyakinan atau agama berbeda dapat saling mengetahui, memahami, mengenal satu sama lain dan lebih dekat,” terang Tri. 

Papua Mengenang Gus Dur dengan Ziarah Perdamaian di Makam Gus Dur

Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay Papua Barat, Mananwir Paul Finsen Mayor yang juga merupakan Alumni Peace Train Indonesia ke-1 ke Semarang, memberi semangat terhadap perwakilan peserta dari Papua yang mengikuti Peace Train Indonesia ke-14  Jombang.

Menurutnya kehadiran teman dari Papua dalam Peace Train Jombang merupakan hal yang sangat penting karena Gus Dur tidak bisa dipisahkan dari Papua. Ia ada di dalam hati semua masyarakat Papua. 

“Gus Dur adalah tokoh yang memberikan ruang demokrasi bagi masyarakat Papua untuk mengekspresikan identitasnya. Kehadiran peserta Papua mengikuti ziarah perdamaian pemuda Lintas Iman ke Makam Gus Dur, menjadi bukti rindu kami terhadap bapak Pluralisme Indonesia, Gus Dur,” ungkap Paul Finsen Mayor.

Dengan Peace Train Indonesia ke Jombang, Paul Finsen Mayor juga berharap semangat pluralisme bangsa ini dirawat, ditumbuhkembangkan dan dibangkitkan. Pluralisme mendatangkan kedamaian hidup berdampingan sebagai bangsa yang majemuk guna mewujudkan cita-cita bersama.

Vinsentius Arti Permata, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Cendrawasih sebagai perwakilan peserta PTI ke-14 dari Papua, mengungkapkan rasa bangga dan harunya bisa mengikuti perjalanan ke Jombang dan ziarah mengenang Gus Dur.

Bagi Vinsen dan seluruh masyarakat Papua, Gus Dur adalah tokoh yang begitu dekat dengan Papua, “Karena Gus Dur kami bangga menjadi orang Papua, Gus Dur selalu berusaha keras mengembalikan harkat dan martabat masyarakat Papua, mengembalikan nama Papua, dan megizinkan bendera Bintang Kejora berkibar,” ungkap Vinsen.

Gus Dur adalah adalah satu-satunya presiden Indonesia yang secara terbuka mengakui kembali masyarakat Papua sebagai bangsa. Dengan perjalanan PTI Jakarta-Jombang ini, Vinsen berharap dapat merasakan kehadiran Gus Dur yang sangat ia rindukan.

Belajar Perdamaian dari (Kota Kelahiran) Gus Dur 

Kali ini sebanyak 50 kaum muda menjadi peserta Peace Train Indonesia (PTI) ke-14 Jombang. Kelima puluh peserta PTI Jombang merupakan kaum muda yang dengan sengaja melakukan perjalanan ke Jombang dengan harapan bisa menjumpai semangat dari keteladanan Gus Dur.

PTI ke-14 dihelat mulai hari Kamis hingga Minggu, 28 – 31 Juli 2022. dari Jakarta menuju Jombang, Jawa Timur. Ahmad Nurcholish, Direktur Program ICRP sekaligus penggagas kegiatan Peace Train Indonesia menambahkan, Jombang menjadi kota tujuan karena di Jombang kita bisa mengenang dan meneladai Gus Dur sebagai negarawan sejati Indonesia.

“Kita ingin belajar di sana bagaimana merawat keragaman dan perdamaian sekaligus mengetahui segala tantangan dan hambatan terkait dengan upaya mewujudkan toleransi dan perdamaian di kota tersebut,” tandas lelaki yang biasa disapa Cak Nur ini.

50  peserta tersebut berasal dari berbagai kota di Indonesia yaitu Padang, Semarang, Yogyakarta, Madura, Cilacap, Jakarta, Tangerang, Solo, Surabaya, Papua, Pontianak, dengan ragam  latar agama Islam, Katolik, Kristen, Orthodox, Bahai, Sikh dan Buddha. 

Acara pelepasan rombongan PTI ke-14 dilaksanakan Kamis, 28 Juni 2022, pukul 15.30 WIB  sore di ruang VIP Stasiun Senen, Jakarta Pusat dengan mematuhi protokal kesehatan yang ketat.

Hadir dalam pelepasan tersebut antara lain Sekretaris Umum ICRP Romo Johanes Hariyanto, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Raja Juli Anton , Program Manager YBAW (Yayasan Bani Abdurrahman Wahid) Suraji, Direktur ICRP Pdt. Frangky Tampubolon, dan  alumni kegiatan PTI.

Helatan PTI ke-14 ini ICRP bekerjasama dengan Gereja Kristen Indonesia (GKI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Gusdurian, Analisis Papua Strategis, JIAD (Jaringan Isam Anti-Diskriminasi) Jawa timur, Wisata Kreatif Jakarta, Belanusa, Demokasi.id, dan Sejuk.

“Semua peserta dipastikan akan mematuhi protokol Kesehatan dan telah mendapatkan vaksin 1-3, mengingat pandemi Covid-19 masih hadir di sekitar kita. Kami juga yakin PTI bisa menjadi ruang belajar bersama dan jalinan persahabatan di antara orang muda lintas iman dan budaya,” imbuh Isa Oktaviani, koordinator PTI-14 kali ini.

Peace Train Indonesia adalah program traveling lintas iman/agama dengan menggunakan moda kereta api, menuju ke satu kota yang telah ditentukan. 

Di kota tujuan peserta akan mengunjungi komunitas agama-agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah-rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antaragama. 

Mereka juga akan berproses untuk saling belajar, berbagi cerita, berdialog, bekerjasama, mengelola perbedaan, berkampanye, dan menuliskan pengalaman perjumpaan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.

PTI digagas oleh 4 orang anak bangsa, yakni Pdt. Frangky Tampubolon, Anick HT yang selama ini dikenal sebagai aktivis Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB), Ahmad Nurcholish, dan Destya Nawris penganut agama Bahai yang aktif dalam gerekan lintasiman, pendidikan anak, dan kesetaraan gender.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut