get app
inews
Aa Read Next : Pertamina Catat Lonjakan Konsumsi BBM Selama Arus Mudik, Pemakaian Pertamax Series Naik hingga 26,3%

Antisipasi Kejadian Riil, Pertamina Patra Niaga Gelar Simulasi Penanganan Darurat Mobil Tangki Bocor

Jum'at, 02 September 2022 | 20:01 WIB
header img
Simulasi Penanganan Keadaan Darurat Kebocoran Mobil Tangki, Jumat (02/9/2022). Foto/Istimewa.

SURABAYA, iNews.id - PT Pertamina Patra Niaga di Regional Jatimbalinus bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Basarnas serta perwakilan dari Defense Threat Reduction Agency (DTRA) Amerika Serikat menyelenggarakan Simulasi Penanganan Keadaan Darurat Kebocoran Mobil Tangki, Jumat (02/9/2022).

Kegiatan diselenggarakan di dua lokasi, yaitu di Kota Surabaya sebagai Pusat Komando Pengendalian (Puskodal) dan Kota Malang sebagai lokasi kejadian. Simulasi itu sebagai bentuk kesigapan dalam penanganan keadaan darurat.

Pelatihan Chemical Emergency Response dan Chemical Safety Transportation ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan keselamatan transportasi jalan, sesuai arahan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 

Executive Generaal Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deny Djukardi mengatakan Pertamina sendiri rutin melaksanakan simulasi keadaan darurat. Terutama terhadap seluruh sarana dan fasilitasi seperti Fuel Terminal, Depot Pengisian Pesawat Udara, SPPBE, Mobil tangka dan sarfas lainnya. 

"Simulasi kami lakukan sebagai upaya antisipasi dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat," katanya.

Skenario simulasi kali ini dimulai Ketika mobil tangki Pertamina keluar dari gerbang Fuel Terminal Malang dan dari sisi berlawanan melaju kencang kendaraan pribadi dan menabrak lambung Mobil Tangki sehingga terjadi kebocoran. 

Tidak berselang lama, api pun muncul. Upaya antisipasi dilakukan oleh tim Pertamina dibantu tim terkait sehingga dalam waktu kurang dari 35 menit api berhasil dipadamkan.

Menurut Deny, simulasi seperti itu harus terus lakukan karenakan resiko pekerjaan pendistribusian energi seperti BBM dan LPG sangat tinggi. 

"Setiap hari pekerja Pertamina berhadapan dengan produk yang berbahaya sehingga kesigapan atau awareness harus terus ditingkatkan agar upaya antisipasi bisa secara cepat dilakukan,” pungkas Deny.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut