JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 111 Humas Pemerintah yang tergabung dalam Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) menulis sebuah buku tentang Presidensi G20 Indonesia. Buku ini merupakan dukungan konkrit Iprahumas dalam menyukseskan dan membumikan narasi positif perhelatan internasional tersebut.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo yang diwakili Direktur Tata Kelola Kemitraan Komunikasi Publik, Hasyim Gautama, menyambut baik peluncuran Buku ini.
"Peluncuran buku ini merupakan bentuk dukungan dan peran nyata Pranata Humas dalam mengglorifikasi G20 di Indonesia," katanya.
Peran Humas Pemerintah dalam menjalankan berbagai bentuk komunikasi publik terkait Presidensi G20 Indonesia sangat besar.
"Berbagai narasi yang sifatnya high level dan substansif dengan tujuan to inform dan narasi yang membumi, ringan, dan menggelitik dengan tujuan to build awareness telah digaungkan," tambah Hasyim.
Menuju acara puncak KTT G20 di Bali yang akan berlangsung beberapa pekan lagi, glofirikasi narasi G20 harus semakin gencar dilakukan.
"Geliat kampanye Presidensi G20 diharapkan semakin memenuhi ruang-ruang publik untuk mengamankan sentimen positif terhadap penyelenggaraan G20 di Indonesia, yang menjadi tujuan kita bersama adalah menciptakan nation branding," ungkapnya.
Menanggapi buku ini Coach ASN Menulis Fathurrohman menyampaikan bahwa menulis tema G20 merupakan hal yang menantang. "Pranata Humas berusaha sekeras mungkin untuk mengangkat isu G20, kami melihat ini merupakan hal yang sangat positif," ucapnya.
Lebih lanjut, Fathur mengapresiasi 111 karya tulis tentang Presidensi G20 Indonesia ini.
"Kalau kita baca itu enak, mengalir. Apalagi kalau temanya sesuai dengan isu G20, seperti isu digitalisasi, isu kesehatan, dan isu energi terbarukan," pujinya.
Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Yulis Sulistiawan menyampaikan ada sebuah tulisan Pranata Humas yang menggambarkan tentang toleransi dan moderasi dari kisah seorang staf hotel dan pembalap MotoGP.
"Bagaimana seorang staf di hotel mendoakan seorang pembalap dan menjadi juara di MotoGP. Meskipun berbeda agama dan rasnya," tutur Yulis.
Ia berpesan seorang Pranata Humas dapat bekerja layaknya staf hotel tersebut, yaitu bekerja dengan sepenuh hati.
"Totalitas bekerja, kita memberikan pelayanan terbaik. Tidak memedulikan dari suku dan agama manapun, tapi dia melayani dengan baik dan penuh kehangatan," ajaknya.
Departemen Kemitraan dan Hubungan Internasional AMSI Amrie Hakim memberikan tips dalam menulis isu G20 agar lebih dekat dengan masyarakat.
"Bagaimana menyampaikan sesuatu yang menurut persepsi masyarakat itu sulit, menjadi hal yang mudah dimengerti," paparnya.
Salah satu tips menulis yang dapat dipraktekkan adalah menghubungkan sebuah narasi dengan drama Korea (Drakor). "Jadi, kita menyampaikan beberapa topik, berkaca pada Drakor yang kita anggap relevan dengan message yang mau kita dorong, supaya masyarakat memahami," pungkas Amrie.
Ketua Umum Iprahumas Thoriq Ramadani menyampaikan bahwa pembuatan buku ini merupakan bagian dari Program Kerja Nasional Pengurus Pusat Iprahumas periode 2022-2024. Ia berharap buku ini menjadi sumbangsih bagi kemajuan kehumasan Pemerintah.
"Semoga buku ini menjadi sumbangsih kemajuan kehumasan Pemerintah secara khsusus, bagi kehumasan tanah air dan global secara umum. Semoga menjadi sebuah legacy kesukesan atas penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia,” harapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Kerja Sama dan Riset Iprahumas Winda Eka Putri. Menurutnya, pembaca bakal mengetahui dan mengenal lebih dekat warna-warni aktivitas Humas Pemerintah baik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan mereka maupun gagasan terkait Presidensi G20.
Sebagai informasi, buku ini mengulas tema yang menarik, seperti digitalisasi, jejaring dan kolaborasi, kesehatan, Pranata Humas berkelas, dan transisi energi.
Editor : Ali Masduki