JAKARTA, iNews.id - Kebijakan pemerintah untuk mematikan siaran TV Analog ke siaran TV Digital bukan tanpa masalah. Masyarakat masih mengeluhkan siaran televisi digital, karena sering ngelah.
Ketidak nyamanan penikmat siaran televisi digital ini berasal dari segi sinyal maupun gambar yang kerap ngelag. Salah satu warga yang tinggal di kawasan Jalan Musholla, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Aryo mengatakan, kala pertama kali dia beralih dari TV Analog ke TV Digital, dia harus merogoh kantongnya sekira Rp250 ribu guna membeli Set Top Box dan antena digital sekira Rp100.
Pasalnya, TV miliknya meski sudah keluaran baru, tapi belum mendukung sistem digital. "Gara-gara peralihan, mau gak mau harus beli STB, kalau tidak gak ada gambarnya. Kalau saya sih tak masalah gak lihat TV kan, tapi anak saya yang kecil kan suka nangis nonton kartun. Harusnya sekalian saja kalau mau bagikan STB gratis ke semua lapisan masyarakat," ujarnya saat berbincang di lokasi, Jumat (11/11/2022).
Menurutnya, kala pertama kali dia beralih, awalnya hanya ada 5 chanel TV saja hingga akhirnya pasca diutak-atik olehnya, ada sejumlah chanel lainnya yang tertangkap, khususnya chanel TV nasional.
Meski siaran TV Digital dari segi gambarnya terbilang baik, hanya saja sinyal siaran TV Digital masih tergolong buruk dan kerap patah-patah gambarnya. "Sinyalnya masih jelek banget, kita kalau mau dapat channel banyak harus ditinggikan antenanya. Kalau tidak yah gak dapat semuanya, malah seringan no signal, punya saya kan antenanya masih di dalam, harus beli kabel lagi kalau mau di taruh di luar," tuturnya.
Alhasil, paparnya, dia pun jarang menggunakan siaran TV Digital di rumahnya. TV miliknya itu kini lebih sering dipakai untuk menonton video-video yang ada di YouTube hingga berselancar di internet.
"Jarang saya pakai buat TV, kebetulan saya punya alat yang buat WIFI itu, jadi biar bisa dikonekin sama handphone. Saya pakai buat nonton Youtube saja," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto