SURABAYA, iNews.id - Seniman Indonesia asal Jawa Timur, Agus 'Koecink' Soekamto menerima medali kehormatan atas jasanya di bidang Seni dan Sastra dari pemerintah Prancis, khususnya dalam mempererat persahabatan antara Indonesia dan Prancis melalui kiprah aktif di bidang kesenian.
Medali disematkan langsung oleh perwakilan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia, Konselor Kerjasama Kebudayaan, yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Institut Français di Indonesia, Stéphane Dovert, di kantor Konsulat Kehormatan Prancis di Surabaya.
Medali kehormatan ini menjadi bukti komitmen Agus Koecink, sebagai seorang seniman, pengajar, penulis dan kurator pameran.
Lebih dari sepuluh tahun, ia mendukung pertukaran budaya dan seni antara Indonesia dan Prancis.
Pada tahun 2010, seniman kelahiran Tulunggagung tahun 1967 yang menetap di Surabaya ini, terpilih untuk berpartisipasi dalam program "Mobilitas untuk para pelaku/aktor budaya Indonesia" ke Prancis.
Sejak itulah kolaborasi dengan Prancis akan berlangsung selama bertahun-tahun.
Pada saat residensi di kota Rouen selama satu bulan, tepatnya di Museum Sejarah Alam Rouen (Muséum d’histoire naturelle de Rouen) yang dipimpin Sébastien Minchin selaku direktur, aktivitas kesenian Agus mendapat perhatian.
Ia pun diberi kepercayaan untuk merancang desain ruang Asia di museum tersebut, untuk koleksi etnografi dari Asia.
Museum Rouen pun mengundang seniman kontemporer asal Indonesia tersebut untuk berkolaborasi, menampilkan koleksi etnografi, memadukannya dengan rancangan karya artistik kontemporer sang seniman, dengan dukungan seniman Jenny Lee, pasangannya, yang juga seorang seniman.
Museum Rouen membuat ‘Galeri Benua-Benua’, ruangan dengan koleksi asal masing-masing benua. Menampilkan koleksi dari benua Asia, inilah tugas yang dikerjakan oleh Agus dan Jenny.
Mereka berdua diberi kebebasan penuh untuk memilih koleksi museum yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, dari latar belakang kekayaan etnografis, objek-objek yang akan disajikan, Mereka bersama mengerjakan teks presentasi, merancang skenografi.
“Salle d’Asie”/ “Ruang Asia” diresmikan pada Oktober 2014, selain dihadiri undangan dari museum, juga dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis dan tentunya hadir Agus Koecink dan Jenny Lee.
Berkat karya Agus Koecink, objek-objek etnografi asal benua Asia menemukan suaranya lagi dan berdialog dengan koleksi dari benua lain dan berjumpa dengan publik. Melalui berbagai lokakarya selama residensi, Agus mengenalkan seni Indonesia di Prancis.
Sejak kembali dari residensi di Prancis, Agus Koecink telah menggelar beberapa kali pameran karya bertema Prancis, di antaranya: “Oleh-Oleh dari Prancis” (2010), “Paris et moi” (2012), “Rouen je t’aime” (2014) bersama Jenny Lee, dengan dukungan pusat kebudayaan Prancis, CCCL/IFI Surabaya.
Menurut Stephane Dovert, kiprah aktif Agus Koecink dalam kesenian menjadikannya aktor penting dalam dialog artistik antara Indonesia dan Prancis.
Editor : Ali Masduki