get app
inews
Aa Text
Read Next : 72 Persen Umat Islam Belum Bisa Baca Al-Quran, Ini Solusi Nyata yang Diberikan

Young Buddhist Association Indonesia dan Indonesia Taiwan Buddhist Community Gelar Sarasehan

Minggu, 11 Desember 2022 | 08:46 WIB
header img
Sarasehan Kebangsaan, Intellectual & Compassion for A Better Nation yang digelar pada Sabtu malam, (10/12/22). Foto: MPI/Lukman

Santacitto Ph.D. Bhante menambahkan adanya kekerasan yang dilakukan oleh penganut agama tertentu sudah barang tentu tidak bisa merujuk pada agama apa yang ia anut, melainkan ke cara memahami agama.

"Di sini menjadi penting memahami antara agama dan kehidupan yang berbangsa," jelas Bhante.

Sementara itu, Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama Indonesia ke-22), menambahkan dua poin yakni; Pertama, keberagaman masyarakat. Kedua, keberagamaan.

Dari dua poin tersebut inilah kekuatan dari bangsa Indonesia. Baginya, agama merupakan landasan individu maupun landasan berbangsa.

"Kita perlu memahami hubungan agama dan negara yang khas Indonesia. Indonesia merupakan negara yang Berketuhanan. Inilah yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain yang berpijak pada agama tertentu atau negara-negara sekuler yang secara jelas memisahkan agama dengan negara," tuturnya.

Kata dia, dalam konteks Indonesia yang beragam, agama dan negara seperti sekeping mata uang, adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Agama dan negara tak bisa dan tak boleh dibenturkan, karena ia satu keutuhan.

"Agama dengan berbagai instrumennya, diharapkan menjalankan fungsi keseimbangannya yakni turut mengambil peran dalam mengontrol negara dengan nilai-nilai universalitasnya," pungkas Lukman Hakim Saifuddin.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut