SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kompol Muhammad Sholeh, seorang kepala kepolisian sektor Sukolilo Surabaya ini menampung puluhan anak-anak di halaman markas komandonya untuk berlatih karate.
Usai pensiun sebagai atlet 17 tahun silam, perwira dengan melati emas di pundak itu mendedikasikan dirinya guna menjadi pelatih olahraga beladiri asal Negeri Sakura.
Pada 2022 lalu, Sholeh bahkan dipercaya menjadi salah satu inisiator terbentuknya Bhayangkara Karate Polda Jawa Timur.
Ia memang sudah menggeluti karate sejak lama. Bahkan jauh sebelum Sholeh resmi menjadi anggota korps Bhayangkara. Pendek kata, Sholeh telah bergulat dengan olah raga fisik itu sejak kecil.
Seperti halnya teman-teman Sholeh pada umumnya, dulu ia hanya menikmati masa kecil dengan bermain. Terlebih saat ia melihat kakaknya rutin berlatih Dojo, Sholeh kecil, tertarik.
Darisana, mantan Kasatintelkam Polres Tuban itu malah ketagihan dan jatuh hati.
Bermodal ilmu itu, ia tidak ragu coba-coba mengikuti berbagai kejuaraan.
"Kejuaraan pertama langsung dapat medali. Dari situ semakin semangat," ucap Sholeh.
Hasil itu tak hanya menjadi kebanggaan Sholeh dan keluarga semata.
Prestasi itu ternyata juga membuatnya lolos seleksi polisi lewat jalur prestasi 1998 lalu.
"Ketika sudah jadi polisi tetap aktif latihan dan ikut berbagai kejuaraan," imbuh dia.
Kecintaan terhadap karate itu membuat Sholeh membangun tempat latihan di rumahnya kawasan Kendangsari sebagai club karate.
Ia menamai club itu dengan istilah Jepang yakni Aka Shiro yang berarti Merah Putih.
"Pertama kali hanya lima murid yang latihan," ungkap dia.
Sering waktu, jumlah murid dojo itu terus bertambah. Tak puas, dengan satu dojo. Ia lantas membuat tiga dojo secara bertahap.
Lokasinya di Manyar, Keputih dan di Polsek Sukolilo. Tempat ia menjabat saat ini.
Total muridnya kini sekitar 200 orang. Tak ingin membebani orang tua murid, Sholeh pun menggratiskan latihan tersebut.
"Tak dipungut biaya alias gratis. Ini merupakan impian saya sejak kecil. Membuat tempat latihan gratis untuk umum," tandas dia.
Hasil kerja keras Sholeh itu baru berbuah manis tahun lalu. Anak didiknya berhasil meraih juara umum di kejuaraan Walikota Surabaya dan Walikota Mojokerto.
"Level sudah internasional. Ada peserta dari luar negeri juga itu," kata dia.
Menurut dia, karate bukan sekadar ilmu bela diri atau olahraga. Soleh menyebut filosofinya sejalan dengan kehidupan. Ia memberi contoh, jika karateka harus selalu bersikap jujur saat pertandingan.
"Prestasi pasti mengikuti bagi yang disiplin berlatih dan terus bekerja keras," tutup dia.
Editor : Arif Ardliyanto