get app
inews
Aa Read Next : Kesenian Rakyat Bantengan Meriahkan Hari Tari Dunia di STKW

Perkuat Bahasa Ibu dan Daerah dengan Lomba Dongeng Bahasa Jawa

Jum'at, 03 Maret 2023 | 10:38 WIB
header img
Lomba dongeng dalam memperingati Bulan Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari 2023. Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Keyla Anastasya Lutfiani sesekali melompat. Pasang kuda-kuda layaknya seorang pendekar.

Lalu menabuh menabuh bas drum dan bercerita dengan bahasa Jawa tentang sebuah desa di kota Pasuruan, Mancilan.

"Iki Lo budaya Pencak Silat Mancilan teka kutha Pasuruan sing kudu dilestarikan," buka siswa kelas VI UPT SDN Randusari Kota Pasuruan dengan bahasa khas Pasuruan.

Cerita tersebut dibacakannya dalam lomba dongeng dalam memperingati Bulan Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari 2023.

Menurut Guru kelas VI UPT SDN Randusari Kota Pasuruan Nurul Mardijanti, butuh waktu 6 bulan bagi siswa dan guru untuk mendalami peran serta memperkuat riset. Khususnya, tentang seluk-beluk Desa Mancilan dan Pencak Silat Kuntu.

"Desa Mancilan ini punya sejarah dan budaya yang kuat. Khususnya Pasuruan ya, jadi kami angkat sebagai cerita di lomba kali ini," katanya kemarin.

Selama proses tersebut, siswa diposisikan sebagai subjek. Harapannya, selama proses berlangsung baik bahasa daerah dan bahasa ibu serta kebudayaan yang dipelajari dapat terinternalisasi dengan baik.

"Termasuk keseharian. Poin nya itu. Di sekolah ada kelas Seni dan muatan lokal disampaikan setiap minggunya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Umi Kulsum mengatakan, lomba dongeng dengan bahasa Jawa di bulan bahasa ibu internasional menjadi bagian revitalisasi bahasa. Termasuk pelestariannya.

"Ada 34 kota kabupaten yang jadi peserta. Bahannya lomba bebas. Bisa cerita daerah, tapi harus bahasa Jawa," katanya.

Secara substansi, bahasa Ibu menurut Umi merupakan bahasa pertama yang dikuasai oleh seseorang, seperti ibu kepada anaknya.

Sedangkan bahasa daerah merujuk pada varian standar yang ditetapkan penutur bahasa. Khususnya, sebagai kerangka acuan berbahasa secara baik dan benar.

"Pada substansinya saling terkait," jelas penutur bahasa Sunda itu.

Dia berharap, sarana lomba dongeng bahasa Jawa itu sebagai pemantik kepada anak agar tetap mengenal dan memahami.

Bagaimanapun, kata dia bahasa memiliki nilai lebih di keseharian. Termasuk etika kesopanan dan tindak-tanduk.

Contoh kasus lain, dari alat penanak nasi modern itu bisa menghilangkan 50 kosakata bahasa Sunda. Sebab, secara praktik Tanak nasi mempunyai banyak tahapan dengan istilah masing-masing.

"Jangan sampai anak malah tidak mengenal bahasa ibunya. Bahasa daerahnya. Justru berbahaya," jelasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut