Hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut juga menemukan data bahwa rata-rata produktivitas jagung nasional sebesar 5,7 ton/ha (kadar air 14%). Berdasarkan tingkat produktivitas, Pulau Jawa cenderung memiliki rata-rata produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan luar Pulau Jawa.
“Syngenta memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik," kata Fauzi Tubat, Seed Business Head Syngenta Indonesia.
Petani Jagung harus Pandai Pilih Benih Unggul dan Berkualitas untuk meningkatkan produktivitasnya. Foto iNewsSurabaya/ist
Menurutnya, selama dua puluh tahun perusahaan bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan perubahan iklim yang saat ini juga menghantui para petani.
"Tahun lalu kami berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung kami. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang kami hasilkan. Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi”, tuturnya.
Fauzi menegaskan, salah satu inovasi yang dihasilkan Syngenta Indonesia adalah varietas jagung unggul dengan benih teknologi terkini yang telah lama ditunggu petani dengan nama merk NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti. Syngenta adalah perusahaan pertama yang meluncurkan benih jagung dengan keunggulan ganda yang akan membantu petani mengatasi permasalahan budidaya jagung.
“Kami optimistis melalui alih teknologi dan inovasi yang secara berkelanjutkan dilakukan oleh perusahaan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di Indonesia. Kami memiliki komitmen kuat mendukung ketersediaan dan akses benih unggul berkualitas ini untuk petani,” tutup Fauzi Tubat.
Editor : Arif Ardliyanto