SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kota Malang membuat terobosan baru untuk meningkatkan start up. Malang menargetkan untuk menciptakan jumlah sturt up sebanyak 1.000 pelaku.
Untuk memulai langkah awal, Wali Kota Malang, Sutiaji membuka kegiatan roadshow gerakan nasional 1000 start up digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di Gedung Malang Creative Center, Kamis (25/5/2023). Acara tersebut juga dihadiri Korem 083/Baladhika jaya Malang, Kolonel Inf. Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya, dan juga dihadiri Diskominfo jatim yang diwakili oleh Koordinator Sub. Sumber Daya Komunikasi , Eko etiawan.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan bahwa iklim start up digital di Kota Malang tumbuh dengan baik. Bahkan pertumbuhan yang terjadi cukup signifikan dan berdampak pada ekonomi kreatif. Dari catatannya, dalam satu tahun ada pertambahan cukup signifikan pada jumlah pelaku start up digital. Dari yang semula ada sebanyak 87, sampai saat ini sudah ada lebih dari 200.
"Dan seiring dengan itu pertumbuhan ekonomi kreatif naik dari 4,7 menjadi sepuluh koma sekian. Itu terjadi dalam setahun, 2021 ke 2022. Itu artinya luar biasa," ujar Sutiaji.
Dengan capaian tersebut, dirinya meyakini dan optimis bahwa tumbuh kembang pada iklim start up digital di Kota Malang juga akan terus berlanjut di tahun 2023 ini. Apalagi dengan adanya Malang Creative Centre (MCC). "Terlebih saat ini ada tempat inkubasi yakni MCC, manfaatnya MCC semua ya mungkin tidak bisa disampaikan satu per satu ya. Harapan kami MCC menjadi salah satu inkubator atas 17 subsektor ekonomi kreatif. Salah satunya digitalisasi," terang Sutiaji.
Bahkan menurutnya, hal tersebut bukan hanya memberikan ruang bagi pelaku ekonomi kreatif maupun start up digital. Sebab hingga bulan Mei 2023 ini, setidaknya sudah ada lebih dari 60 ribu penerima manfaat. Yang dimaksud sebagai penerima manfaat tersebut adalah masyarakat yang terlibat dalam berbagai event yang digelar di MCC. Dimana setidaknya sudah ada sekitar 300 event yang telah digelar. "Penerima manfaat itu terbagi atas 200 sampai 300 event. Satu event melibatkan banyak orang, itu bukan pengunjung. Jadi penguatan start up, yang awalnya tak punya talenta jadi punya," jelas Sutiaji.
Kedepannya, pertumbuhan tersebut juga bakal diproyeksikan dalam penguatan digitalisasi dalam pelayanan publik. Yang menurutnya, akan dikolaborasikan bersama anak-anak muda yang menjadi pelaku industri digital. "Anak-anak muda dengan digitalisasi layanan publik juga harus linier, makanya Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) akan menguatkan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik)," pungkas Sutiaji.
Editor : Arif Ardliyanto