PASURUAN, iNewsSurabaya.id - Taman Safari Indonesia (TSI) bersama dengan PT Smelting dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meresmikan Pusat Penelitian Terpadu dalam kegiatan riset reproduksi Banteng Jawa (Bos Javanicus). Hal ini bertujuan mengoptimalisasi program konservasi Banteng Jawa dalam revitalisasi genetik Sapi Bali.
Direktur Taman Safari Indonesia, Drs Jansen Manansang M.Sc mengatakan Pusat Penelitian Terpadu ini terdiri dari laboratorium inseminasi beserta perlengkapannya. Kegiatan ini juga bertepatan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni setiap tahunnya.
“Penandatangan kerjasama sebelumnya pada 8 September 2022 lalu, kemudian hari ini telah dibangun dan diresmikan pusat penelitian Terpadu Banteng Jawa (Bos javanicus) yang menitik beratkan pada kegiatan riset reproduksi banteng jawa (Bos javanicus) berkelanjutan dan optimalisasi program konservasi konservasi bagi revitalisasi genetic sapi bali,” katanya.
Kegiatan pemuliabiakan sapi Bali dilaksanakan di TSI II, diawali dengan pembuatan kandang dan padock.
Selanjutnya telah di datangkan 10 ekor sapi Bali betina asli dari Bali pada tanggal 7 Maret 2023, lalu ke TSI II dan TSI II menempatkan seekor banteng jantan dewasa hasil penangkaran TSI II ke dalam kandang Pemuliabiakan sapi bali. Nantinya Proses perkawinan dilakukan secara inseminasi buatan.
Anakan Sapi Bali dan Banteng Jawa tersebut akan dilakukan penelitian lebih intensif lagi. Hal itu untuk mengetahui pertambahan berat dan ukuran tubuh sampai lepas sapih, berat sapih, pengambilan darah untuk uji DNA, daya cerna, kualitas semen, dan lai nya.
Keberhasilan pemuliabiakan Sapi Bali dengan mengawinkan Banteng Jawa diharapkan sebagai terobosan genetika masa depan untuk peningkatan kualitas sapi bali.
Dimana hasil revitaisasi / pemuliabiakan tersebut akan digunakan sebagai CSR dari PT Smelting untuk pengembangan peternakan sapi bali untuk kegiatan di Kawasan Terpadu Nusantara bagi warga binaan BNPT.
“Selain itu akan dilakukan koleksi semen Banteng jantan yang akan disimpan dalam bentuk straw beku, sehingga bisa disimpan dalam jangka panjang. Dimana pemanfaatan semen Banteng beku untuk kegiatan genetic Banteng Jawa dan revitalisasi genetic Sapi Bali,”
ujar Jansen
Setelah diresmikan laboratorium Pusat Penelitian Terpadu, akan diadakan Focus Grup Discussion (FGD) mengenai optimalisasi program konservasi bagi revitalisasi genetic sapi bali.
Adapun yang hadir adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, PT Smelting, BNPT, Dinas Peternakan Jawa Timur, Peneliti dan Akademisi.
Banteng Jawa
Populasi Banteng Jawa terkonsentrasi di Taman nasional Ujungkulon, Taman Nasional Meru betiri, Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa faktor yang mengakibatkan turunya populasi banteng di alam adalah:
1. Faktor ketersediaan air
2. Faktor perubahan habitat
3. Faktor perburuan liar
4. Faktor predator alami
Menurut International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) banteng dikategorikan Vulnerable atau rawan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian terhadap populasi, habitat, penyebaran dan perilaku banteng.
Taman Safari Indonesia juga secara aktif berkontribusi dalam koservasi Banteng Jawa, seperti Relokasi dan Rescue Banteng Jawa yang keluar dari habitat atau masuk ke dalam pemukiman atau perkebunan.
Dari 6 betina dan 1 Pejantan yang di rescue ke TSI II (2006), TSI telah berhasil mengembangbiakan banteng jawa secara ex-situ menjadi 28 ekor (hingga 2022).
Kemudian yang terbaru Taman Safari Indonesia berhasil dalam mengembangkan Breeding Banteng Jawa melalui Inseminasi Buatan (IB) yang bekerjasama dengan IPB Bogor.
Program breeding untuk spesies Banteng jawa di Taman Safari Indonesia II, Prigen dapat berkembang biak dengan baik, saat ini Banteng jawa di TSI Prigen berjumlah sekitar 32 ekor berasal dari 14 ekor indukan perolehan dari F0, 16 ekor kelahiran di TSI Prigen F1, dan dipersiapakan sebagai stok sediaan satwa untuk pengembangan inseminasi buatan Banteng jawa.
Keberhasilan Taman Safari Indonesia menangkarkan Banteng Jawa secara ex-situ ternyata menarik perhatian berbagai pihak untuk mengembangkan lebih lanjut, salah satunya kegiatan riset reproduksi banteng jawa (Bos javanicus) berkelanjutan dan optimalisasi program konservasi konservasi bagi revitalisasi genetic sapi bali yang bekerjasama dengan PT. Smelting ini.
Sapi Bali
Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia,beberapa ahli berpendapat bahwa sapi bali merupakan hasil domestikasi banteng jawa sehingga merupakan keturunan asli banteng jawa ( Bos javanicus ).
Sapi Bali memiliki ciri khas yang mudah dibedakan dari jenis sapi Indonesia lainya adalah adanya warna putih berbentuk oval dibagian bawah ekor yang sering disebut dengan “Mirror”
Selain itu Sapi Bali juga memiliki warna putih pada keempat kakinya yang mirip dengan kaos kaki, warna putih juga dijumpai pada bagian bibir atas dan bawah, ujung ekor dan ujung telinga. Sapi bali termasuk satwa Dimorphism sex, jantan dan betina memiliki warna yang berbeda.
Kebijakan pemerintah menetapkan propinsi Bali sebagai daerah yang diproteksi bagi masuknya sapi bangsa lain. Untuk pelestarian, Sapi Bali sangat beralasan mengingat Indonesia merupakan pusat gen sapi bali dan tempat pertama kali proses domestikasi sapi tersebut.
Bentuk tubuh Sapi Bali mirip dengan Banteng Jawa, tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil akibat proses domestikasi serta akibat rendahnya keragaman genetic akibat in-breeding sebagai konsekuensi minimnya pejantan unggul. Disebutkan bahwa kisaran rata-rata berat lahir sapi bali adalah 12 Kg – 17 Kg.
Kegiatan pemuliabiakan Sapi Bali dengan cara mengawinkan dengan Banteng Jawa secara inseminasi buatan akan coba dikembangkan dalam rangkaian riset ini. Pemuliabiakan sapi bali dengan banteng jawa sebagai pemacek didasarkan:
1. Banteng jawa adalah nenek moyang sapi bali
2. Banteng jawa memiliki performance yang lebih baik dibandingkan dengan sapi bali sekarang.
3. Banteng jawa memiliki daya cerna yang lebih baik karena mampu mencerna pakan dengan kualitas rendah.
4. Banteng jawa merupakan satwa salah satu satwa endemik jawa.
5. Banteng jawa terbukti sebagi satwa yang mampu beradaptasi didaerah iklim tropis.
6. Banteng jawa terbukti sebagi satwa mampu bertahan terhadap penyakit tropis.
Pemuliabiakan Sapi Bali dengan menggunakan genetic banteng jawa, bertujuan untuk mendapatkan keturunan sapi bali yang memiliki kualitas lebih baik dengan cara mengawinkan dengan banteng jantan.
Hasil anakan jantan sapi bali dan banteng jawa nantinya akan dilakukan serangkaian riset dan dimanfaatkan sebagai pemacek melalui program Inseminasi Buatan, sehingga diharapkan sebagi bibit alternative yang mampu bersaing secara kualitas dan kuantitas untuk jenis sapi tropis di Indonesia.
Perlu diketahi, Taman Safari Indonesia II Jatim merupakan salah satu unit lembaga konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang didirikan pada 29 Desember 1997.
Taman Safari Indonesia II Jatim dibangun di atas lahan seluas 250 hektar di kaki pegunungan Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 satwa dari 200 spesies yang berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Gajah Sumatera, Jerapah, Harimau, Penguin Humbolt, dan aneka jenis satwa lain.
Taman Safari Indonesia II Jatim juga dikenal sebagai taman safari terbesar dan terluas di Asia dengan koleksi satwa terbanyak. Di sini, pengunjung akan diajak untuk lebih dekat dengan satwa melalui Safari Adventure.
Selain itu, terdapat program menarik lainnya seperti Animal Educational Presentation, di mana terdapat pertunjukan maupun aksi satwa yang memukau.
Ditambah dengan fasilitas lainnya yang akan menghadirkan pengalaman liburan tak terlupakan bagi setiap anggota keluarga, seperti Tiger Cave Restaurant, Safari Water World, Dolphin Bay.
PT Smelting merupakan peleburan dan pemurnian tembaga pertama di Indonesia dengan pemegang saham utama Mitsubishi Materials Corporation dan PT Freeport Indonesia. Pabrik yang berlokasi di Gresik Jawa Timur ini berdiri sejak 1996.
PT Smelting memproduksi katoda tembaga dengan kemurnian 99,99%, kualitas kelas dunia sebagai produk utama. Katoda tersebut telah terdaftar dengan nama Gresik Copper Cathode di London Metal Exchange dengan kategori LME Grade A.
Total Produksi katoda tembaga 300.000 ton tembaga per tahun. Perusahaan juga memproduksi beberapa produk sampingan seperti asam sulfat, terak tembaga, gipsum, tembaga telurid, dan lumpur anoda.
Sesuai filosofinya, untuk setiap orang, masyarakat dan bumi, PT Smelting memiliki visi untuk menjadi pabrik peleburan dan pemurnian tembaga yang memiliki reputasi dan paling andal di dunia dan ramah lingkungan.
Teknologi ISA yang digunakan membuat pabrik tembaga ini ramah lingkungan dan ekonomis karena mampu menghasilkan anoda tembaga dengan kemurnian tinggi, emisi rendah dengan waktu operasi yang tinggi, produktivitas tenaga kerja yang tinggi, dan tingkat keselamatan yang tinggi serta biaya produksi yang rendah.
PT Smelting selalu menjaga agar limbah tidak melebihi ambang batas yang ditentukan dan memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan lingkungan yang telah ditetapkan.
PT Smelting telah memperoleh ISO 9001 dan ISO 14001. Selain itu PT Smelting juga menerapkan program 5S untuk selalu menjaga produktivitas yang optimal dan menerapkan Kaizen untuk perbaikan berkelanjutan. Berbagai penghargaan telah diraih seperti PROPER Hijau, Penghargaan Industri Hijau, penghargaan efisiensi energi nasional, dll.
PT Smelting juga terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui Community Development di bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan fisik lingkungan, konservasi keanekaragaman hayati, kewirausahaan, dan keagamaan.
BNPT - Kawasan Terpadu Nusantara (KTN)
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerja sama dengan berbagai unsur pentahelix menjalankan program Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).
Program ini merupakan salah satu bentuk pendekatan lunak yang mengedepankan aspek kesejahteraan dengan memberikan fasilitas kepada mitra deradikalisasi, penyintas dan masyarakat untuk mengembangkan produktivitas ekonomi.
Kawasan ini dijadikan sarana reintegrasi sosial bagi mitra deradikalisasi agar memiliki kemandirian ekonomi.
Dalam jangka panjang, KTN diharapkan mampu mencegah radikalisme dan terorisme melalui transformasi mindset.
Sebagai salah satu program dari BNPT RI, KTN diperuntukan bagi para mitra deradikalisasi dan penduduk setempat dengan memfasilitasi sebuah area yang dapat difungsikan untuk pertanian, peternakan, perkebunan dan produksi usaha lainnya .
Hingga saat ini KTN telah diresmikan di 4 kawasan yaitu; Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Di dalam wilayah KTN, upaya deradikalisasi berbasis kesejahteraan juga akan dihidupkan dengan kegiatan dialogis penanaman nilai-nilai kebangsaan dengan konsep Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI (Warung NKRI).
Untuk mempercepat pengembangan, Koperasi Artha Harmoni Bangsa, dibawah pengawasan dan bimibingan BNPT RI melakukan banyak kerjasama dengan instansi Pemerintah maupun
Swasta yang salah satunya dilaksanakan dengan PT Smelting Gresik. Pada kesempatan Soft Launching, di bidang peternakan, Koperasi Artha Harmoni Bangsa telah menerima puluhan ekor kambing jenis Boer PE dari PT Smelting yang saat ini terus dikembangan di kawasan KTN Turen oleh penerima manfaat yang terdiri dari mitra deradikalisasi dan penyintas korban terorisme
Sebagai tindak lanjut kerjasama bidang pengembangan peternakan, hari ini, Kamis (8/9/2022) kembali Koperasi Artha Harmoni Bangsa melanjutkan kerjasama dengan PT Smelting yang juga didukung oleh Taman Safari Indonesia II Jatim, untuk pengembangan sapi bali yang manfaatnya akan diterima oleh masyarakat umum dan mitra deradikalisasi serta penyintas korban terorisme
Editor : Ali Masduki