SIDOARJO, iNewsSurabaya.id - Berkurban bukan hanya soal kemampuan tetapi juga kemauan. Itulah yang dibuktikan kakak beradik Atmadinata Putra Utama (8) dan Ayana Zasyukha Putri Utama (6).
Kedua siswa SD Muhammadiyah 1 Candi (MICA) Sidoarjo tersebut merelakan celengan kurban yang mereka kumpulkan sekitar dua tahun. Masih mengenakan seragam lengkap, Nata sapaan akrab Atmadinata bersama adiknya menyerahkan langsung dua buah celengan ke Kantor Lazismu Sidoarjo, Jl Mojopahit 666 B Sidoarjo, Rabu (21/6).
"Ini untuk kurban. Saya ikhlas," ucap Nata siswa SD MICA yang akan duduk di bangku kelas 3 tersebut.
Nata mengaku, celengan terdebut dia kumpulkan sejak duduk di kelas 1 SD. Uang yang dikumpulkan merupakan sisa dari uang saku dan sisa uang lebaran. "Pas hari raya kan dapat uang dari tante, bude, mbah, sama orang-orang. Terus sebagian buat beli mainan sama sisanya untuk ditabung," ujar Nata.
Nata mengaku, tabungan tersebut sejatinya akan dipakai untuk berangkat umroh. Namun, karena diminta sang ayah untuk berkurban lebih dulu, maka dia pun rela. "Sebenarnya sudah janjian mau unroh sama teman satu kelas namanya Saka. Tapi kata ayah dipakai kurban dulu saja, nanti rezekinya pasti bertambah dan lebih cepat umrohnya," jelas Nata.
Dari kedua celengan tersebut, total uang kurban yang diserahkan sebesar Rp 2.856.200. Masing-masing berasal dari celengan Nata Rp 1.648.000 dan celengan Azza sebesar Rp 1.208.200.
Kedua celengan tersebut diterima langsung oleh Ketua Lazismu Sidoarjo Hifni Sholikhin. Pihaknya pun mengapresiasi kedua siswa SD MICA yang sudah mau merelakan tabungannya untuk berkurban.
"Di Lazismu memang ada program filantropi cilik. Ini memang cara yang tepat untuk membiasakan anak-anak senang beramal sejak usia mereka masih kecil," ujar Hifni.
Dijelaskannya, Lazismu Sidoarjo saat ini tengah melaksanakan program qurban kemasan dengan total target senilai Rp 200 juta. Kurban kemasan ini menjadi salah satu program unggulan Lazismu yang manfaatnya tidak hanya saat Hari Raya Idul Adha, tetapi juga untuk mendukung program kemanusiaan seperti korban bencana alam, kaum dhuafa, dan sebagainya.
"Saat ini kita terus berproses untuk menggenapi target perolehan qurban kemasan hingga Rp 200 juta. Insyallah target itu akan terlampaui dengan dukungan para dermawan di Sidoarjo," ujar Hifni.
Sementara itu, Adit Hananta Utama orang tua Nata dan Azza yang turut mendampingi kedua anaknya merasa bangga karena putra-putrinya telah bisa memahami perintah berkurban. Kendati proses memahamkan tersbut butuh waktu yang cukup lama, sekitar dua bulan.
"Awalnya memang tidak mudah. Karena mengajak anak untuk berkurban tentu tidak cukup hanya dengan dalil Al Quran, tapi juga penjelasan yang bisa diterima oleh pemahaman mereka," jelas Adit.
Lebih lanjut Adit mengungkan, cara ini dilakukan sebaga rasa syukur atas setiap rizqi yang diberikan Allah, termasuk rizqi berupa anak. Karena itu, anak perlu diberikan pembiasaan untuk mau memberikan apa yang mereka miliki untuk dibelanjakan di jalan Allah.
"Berqurban itu tidak hanya soal kemampuan, tapi juga niat dan kemauan. Karena itulah, niat itu perlu dilatih, dibiasakan, diajarkan sejak mereka masih usia dini," ujar Adit.
Editor : Arif Ardliyanto