SURABAYA, iNews.id - Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 resmi bergabung di satuan armada TNI Angkatan Laut.
Kapal BRS memiliki spesifikasi panjang 124 meter, lebar 21,8 meter dan displacement 7.290 ton. Dalam Sea Acceptance Test (SAT) dan hasil Commodore Inspection sebelumnya, kapal BRS mampu melaju mencapai 22.0 knot di speedlog. Pencapaian tersebut melebihi ekspektasi yang sebesar 19 knot pada 90% MCR.
Dengan kecepatan jelajah 14 knot, serta memiliki kemampuan berlayar hingga 30 hari penuh dengan jangkauan 10.000 mil laut. Kapal BRS mampu membawa 163 awak dan 69 tenaga medis, 1 tamu VIP dan siap melaksanakan misi operasi setara rumah sakit tipe C.
BACA JUGA:
PT PAL Serahkan Kapal Bantu Rumah Sakit Kepada TNI Angkatan Laut
Kemampuan tersebut ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan (umum, mata, gigi, dll) UGD, ruang operasi, ruang rawat inap, dan unit radiologi. Bukan hanya itu, KRI WSH-991 mampu mengakomodir 280 relawan, 18 heli crew, serta mampu merawat sebanyak 159 pasien.
Dengan di komandoi oleh Kolonel Laut (P) Anton Pratomo, sebagi Komandan Kapal yang disahkan hari ini, Jumat (14/1), “KRI WSH-991 secara fungsi sebagai kapal bantu rumah sakit akan melaksanakan dukungan dan pelayanan kesahatan baik personil dan pelaut.
Setara dengan rumah sakit tipe C, baik rawat inap dan perawatan ICU. Adanya ruang isolasi khusus yang diperuntukkan untuk pasien Covid-19”.
"Bahwa fasilitas operasi di KRI WSH-991 merupakan salah satu yang menjadi unggulan," terang Kolonel Laut (P) Anton Pratomo.
Ia menjelaskan, KRI WSH-991 juga dilengkapi dengan kapabilitas 11 jenis operasi. Diantaranya bedah saraf, bedah tulang, angkat kandungan, SC, tiroid, mata, katarak, mulut/bibir sumbing.
Selain itu, KRI WSH- 991 juga ditunjang dengan adanya klinik radiologi seperti CT SCAN, C-Arms, rontgen, panoramic, USG 4D, serta adanya fasilitas laborarotium darah, urine dan bank darah.
BACA JUGA:
Kapal BRS dr. Wahidin Sudirohusodo Siap Perkuat Armada TNI AL
Kepala Dinas Kesehatan Angkagtan Laut (Kadiskesal), Laksamana TNI dr. Agus Guntoro, saat melakukan Commodore Inspection kapal BRS beberapa waktu lalu juga mengatakan, bahwa KRI WSH-991 memiliki kelengkapan fasilitas yang lebih lengkap dari KRI SHS-990.
Mobilitas untuk pelaksanaan misi evakuasi medis juga ditunjang dengan alat transportasi yang mampu diangkut dalam kapal. Yakni 3 helikopter, 2 ambulance boat, 1 LCVP, 1 RHIB,1 mobile x-ray, 4 mobil ambulan, juga 4 tenda untuk rawat inap darurat total untuk 40 pasien. Serta mampu menampung 2 truk dan 2 jeep militer serta 3 mobile hospital (OFE).
LCVP dan RHIB berfungsi sebagai sarana angkut personil, relawan medis, atau peralatan dari darat ke kapal ataupun sebaliknya. diperlukan dalam mobilitas evakuasi medis dengan estimasi waktu lebih singkat, terutama dalam kondisi darurat.
Di masa pandemi Covid-19, kapal BRS dapat menjadi armada TNI AL yang sangat bermanfaat bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Kemampuan kapal BRS yang dapat menjangkau pulau-pulau kecil, dapat sangat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana fasilitas kesehatan tambahan dalam menangani pandemi.
KRI WSH-991 yang bergabung di jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada III TNI AL ini mampu didarati oleh dua helikopter Maximum type UH-60 Black Hawk di deck.
Kapal BRS ini dibuat sebagai bantuan rumah sakit dalam menangani wabah virus Covid-19, serta mencegah perluasan wabah virus Covid-19.
Kapal BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan dalam waktu singkat ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana.
Berdasarkan UU TNI nomor 34 tahun 2004, dalam misi operasi militer selain perang (OMSP), kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
Tidak terbatas pada situasi itu, kapal BRS juga memiliki kapabilitas pelaksanaan misi diplomasi internasional.
Sebelumnya BRS telah melakukan serangkaian uji kapabilitas kapal, mulai dari uji kemampuan mesin hingga uji pengoperasian alat kesehatan yang ada di dalam kapal mulai dari Harbour Acceptance Test (HAT), Sea Acceptance test (SAT) hingga commodore inspection.
Para awak yang ditugaskan di atas kapal BRS juga sudah melalui berbagai training, serta pelatihan medical evacuation, baik dalam pengoperasian kapal maupun alat kesehatan dan juga akan melibatkan tim dari Diskesal (Dinas Kesehatan AL).
Corporate Secretary PAL sekaligus Ketua Pelaksana I, Rariya Buda Harta, mengapresiasi kepada TNI AL sebagai prime customer PAL.
Ia berharap, kerjasama dan tetap mempercayakan industri dalam negeri khususnya PAL dalam menggunakan produk-produknya.
"KRI WSH-991 dan KRI GLK-688 adalah bentuk nyata kepercayaan TNI AL kepada produk dalam negeri yg penyelenggaraan delivery dan pengukuhan komandan dilaksanakan secara bersamaan di koarmada II dengan lancar dan khidmat,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki