SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pernyataan Rocky Gerung yang bernada hinaan kepada Presiden Joko Widodo memicu kontroversi publik. Pernyataan itu dinilai keterlaluan karena Presiden adalah simbol negara. Apalagi bulan Agustus ini adalah momentum hari kemerdekaan yang penuh nuansa patriotik.
Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN), Gus Muhammad Fawait menyayangkan sikap Rocky Gerung menghina kepala negara. Menurutnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunya budaya ketimuran.
"Berkualitas secara keilmuan itu tidak cukup tanpa akhlak dan adab. Karena itu tindakan menghina Presiden itu sangat tidak pantas. Menurut saya tindakan itu justru membuat Presiden Jokowi semakin disayang rakyat," tuturnya.
Gus Fawait mengungkapkan, mengkritisi kinerja pemerintah itu sah-sah saja, dan itu lumrah di alam demokrasi seperti saat ini. Tapi kritik itu harus disampaikan secara proporsional.
Karena itu, dirinya menyayangkan seorang tokoh akademisi yang mencaci maki Presiden Jokowi. Apalagi caci maki itu ditujukan secara pribadi, bukan kinerjanya.
"Saya sangat kaget, karena yang dilontar tokoh akademisi itu bukan kritik tapi caci maki. Tindakan itu sangat tidak layak, karena Presiden adalah simbol negara," ujar Gus Fawait.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini mengatakan, di dalam budaya pondok pesantren diajarkan adab dan sopan santun kepada guru dan orang yang lebih tua.
Apalagi kepada seorang ulil amri atau pemimpin, wajib bagi kita untuk menghormati. Karena itu, pihaknya berharap tidak ada lagi tindakan caci maki kepada pemimpin. Apalagi hal itu menyebabkan kegaduhan di masyarakat.
"Sebentar lagi kita akan menyongsong pesta demokrasi, yang namanya pesta harus riang gembira. Bukan dengan permusuhan dan caci maki. Situasi kondusif hari-hari ini harus terus dijaga," pungkas tokoh muda NU Jatim ini.
Editor : Ali Masduki