SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya terlibat pengembangan pembuatan krupuk dengan menggunakan sumber daya kelautan. Kampus yang berada di Surabaya Barat ini menggandeng Toko Krupuk Risma untuk melakukan inovasi memanfaatkan sumber daya alam dari laut yang ramah lingkungan.
Terobosan ini sebagai upaya mewujudkan pengabdian masyarakat yang berdampak positif, UWP dan Toko Krupuk Risma membuat konsep “blue economy” dengan tekad yang kuat. Dengan fokus pada pemanfaatan dan pelestarian sumber daya kelautan, toko krupuk ini telah memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan komunitas sekitarnya.
" Kita mendorong pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan," kata Yurilla Endah Muliatie, S.E., M.M. selaku Ketua pelaksana Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat UWP Surabaya.
Menurutnya, salah satu aspek utama dari pengabdian masyarakat yang diusung oleh Toko Krupuk Risma adalah pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan nelayan lokal dalam memperoleh bahan baku krupuk dari hasil tangkapan laut yang diambil dengan memperhatikan waktu dan jumlah yang berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, toko krupuk ini bukan hanya menciptakan peluang ekonomi bagi nelayan, tetapi juga membantu mendorong praktik tangkapan yang bertanggung jawab terhadap kelautan.
Toko Krupuk ini juga menunjukkan komitmennya terhadap prinsip “blue economy” melalui tindakan nyata dalam mengurangi limbah plastik. Mereka telah mengganti kemasan plastik sekali pakai dengan kemasan ramah lingkungan yang dapat terurai dengan cepat. Dengan langkah ini, toko krupuk ini turut berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan, khususnya laut.
"Toko Krupuk Risma juga mengambil peran dalam pendidikan dan kesadaran kelautan. Mereka secara teratur menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan. Ini meliputi lokakarya tentang pelestarian laut, kunjungan ke sekolah-sekolah untuk berbicara tentang masalah lingkungan, dan kampanye informasi di media sosial," ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto