get app
inews
Aa Text
Read Next : Sports Mobile Legends Masuk Kurikulum Ekstrakurikuler di 100 SMP - SMA di Surabaya

Prostitusi Elite di Surabaya Marietje van Oordt Pemburu Pria Tajir, Mulai Pejabat hingga Pedagang

Sabtu, 02 September 2023 | 14:44 WIB
header img
Prostitusi elite di Surabaya pada  zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda, masyarakat di Jawa pernah dihebohkan oleh perbuatan-perbuatan Marietje van Oordt (1897-1974). Foto: Repro

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Prostitusi elite di Surabaya pada  zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda, masyarakat di Jawa pernah dihebohkan oleh perbuatan-perbuatan Marietje van Oordt (1897-1974), seorang perempuan Indo yang menghabiskan masa kecilnya di Surabaya, Jawa Timur.

Nama dan wajah Marietje menjadi terkenal dalam beberapa surat kabar dan majalah pada tahun 1914. Dia dituduh menggunakan pesonanya untuk menipu banyak pria kaya.

Isu penipuan dan prostitusi menjadi bayangan dalam cerita hidupnya. Mulai dari pejabat pemerintah, pemilik toko, pemilik hotel, hingga pedagang, semuanya menjadi korban dari ulahnya.

Di mata publik Hindia Belanda, Marietje digambarkan sebagai "een slechte, slechte vrouw" (seorang wanita yang sangat jahat). Sosok jahat Marietje juga diangkat dalam sebuah karya sastra berjudul "Het Land van Herkomst" (1935), yang ditulis oleh E. du Perron (1899-1940). "Jejak Marietje van Oordt muncul dalam karya sastra Hindia Belanda," seperti yang dikutip dari buku "Bukan Tabu Nusantara" (2018).

Marietje yang cantik, memesona, dan memiliki daya tarik yang kuat, sering muncul di depan calon korban dengan berbagai nama samaran. Dia dengan mudah mengaku sebagai keturunan keluarga terhormat. "Dengan cara itu, dia menarik hati para pria."

Pada awal periode perbuatannya, Marietje menggunakan nama Elly Bronsgeest. Nama Bronsgeest adalah nama keluarga yang mengadopsinya. Marietje melakukan petualangan di seluruh Jawa dan menginap di hotel berkelas.

Satu per satu, pria yang jatuh ke dalam perangkapnya menjadi korban. Salah satunya adalah seorang perwira pertama berpangkat letnan satu. Pada awal tahun 1927, dengan daya tariknya, Marietje berhasil memeras seorang pejabat di sebuah hotel di Surabaya.

Untuk menjaga agar tetap diam, ia berhasil merampas uang sebesar 1.000 gulden dari tangan pejabat tersebut. "Wilayah operasi Marietje tidak hanya terbatas di Jawa, dia juga merambah ke Sumatera, khususnya Medan."

Pada tahun 1930-an, Marietje bekerja di Hotel de Boer di Medan. Diduga, dia bekerja sebagai wanita penghibur di hotel tersebut. Di sana, Marietje bertemu dengan J. Simpson, seorang pekebun Inggris, dan mereka menikah pada tahun 1935.

Keduanya sempat tinggal di Singapura, tetapi pernikahan mereka hanya bertahan sebentar, dan Marietje kembali ke Medan.

Kisah Marietje mencerminkan kisah masyarakat Indo di Hindia Belanda yang hidup di pinggiran. Ibunya adalah anak haram seorang pengacara yang ditolak keluarganya saat remaja.

Penolakan tersebut membuatnya hidup di sebuah kampung. Ayah Marietje yang diduga juga seorang Indo, tidak begitu dikenal. Karena tidak ada yang bersedia merawatnya, Marietje kecil ditempatkan di bawah asuhan suster Ursulin di Surabaya.

Babak baru dalam hidupnya dimulai ketika pasangan Bronsgeest mengadopsi, merawat, dan menyekolahkannya. Pada usia 12 tahun, Marietje tinggal sementara di Leger des Heils (Bala Keselamatan) di Surabaya karena orang tua angkatnya meninggal dunia.

Marietje melarikan diri pada usia 14 tahun dan terjerumus dalam dunia prostitusi dan penipuan di Surabaya. Pada tahun 1915, ia pernah menikah dengan Christiaan Krop, seorang pemangkas rambut di Surabaya, dan memiliki seorang putra bernama Chris.

"Pernikahan mereka berakhir dan Chris terpaksa tinggal di panti asuhan." Karena ulahnya, Marietje diadili pada 11 Desember 1917 dengan dakwaan melakukan penipuan.

Untuk membuktikan perbuatannya, jaksa menghadirkan 16 saksi. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman dua tahun penjara bagi Marietje di rumah tahanan sipil dan militer.

Pada pertengahan tahun 1930-an, Marietje menghilang dan tidak ada berita lagi tentangnya. Namun, pada tahun 1938, dia terlihat berada di Batavia dan menikah dengan seorang pria Jawa, Raden Flip Soedargo, seorang pegawai kantor pos.

Dengan mengadopsi seorang anak laki-laki bernama Robbie, mereka tinggal berpindah-pindah di Salatiga, Batavia, dan Semarang. Pernikahan keduanya berakhir pada paruh kedua tahun 1945.

Marietje van Oordt meninggal dunia pada tahun 1974. Beberapa tahun sebelum kematiannya, dalam sebuah wawancara di surat kabar Java Bode di Glodok, Batavia, dia mengatakan bahwa dunia yang membuatnya terpaksa melakukan semua itu. Dia berkata, "Tak seorang pun yang peduli dengan jiwaku. Saya bukan seorang perempuan yang jahat, tetapi dunia telah membuat saya begitu. Orang-orang itulah yang telah menginjak-injak saya."

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut