Stroke di Indonesia, lanjutnya, merupakan penyakit pembunuh nomor satu. Sedangkan, secara global stroke menduduki posisi nomor dua sebagai penyakit pembunuh.
“Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau penyumbatan. Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehinggal sel-sel otak akan mati. Selain menyebabkan kematian, stroke juga penyebab kecacatan permanen,” tutur pengampu mata kuliah USG, MSCT, dan MRI Kepala-Leher tersebut.
Menurut Prof Anggraini, salah satu aspek yang memengaruhi keberhasilan penanganan stroke yaitu ketersediaan CT scan, MRI, tenaga radiographer, dan ahli radiologi untuk melakukan diagnosis stroke dan pemeriksaan laboratorium yang mendukung. Tanpa semua itu, penanganan stroke tidak akan maksimal.
“CT scan bisa mendeteksi stroke dalam waktu beberapa detik saja, sehingga teknologi ini sangat diandalkan untuk deteksi cepat stroke,” ucapnya.
Pola Gaya Hidup Sehat
Pada akhir, Prof Anggraini mengingatkan untuk senantiasa menjaga gaya hidup sehat. Pilihan terbaik untuk menangani stroke adalah dengan mengendalikan faktor risiko. Deteksi dini stroke juga perlu dilakukan.
“Jika ada tanda-tanda stroke seperti tiba-tiba mati rasa pada wajah, lengan, maupun kaki, kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kesulitan melihat, pusing, kehilangan keseimbangan, dan sakit kepala parah sesegera mungkin panggil ambulans atau datang ke rumah sakit yang memiliki fasilitas penanganan stroke,” pungkasnya
Editor : Ali Masduki