SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai memiliki gelar baru. Ia mampu menuntaskan Disertasi Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, Selasa (26/9).
Mengusung judul disertasi "Jawa Timur Corporate University : Transformasi Percepatan Pengembangan Talenta Aparatur Sipil Negara", Aries resmi menyandang gelar Doktor Dengan Pujian (Cumlaude) dengan IPK 3,86.
Mendapat capaian ini, tentu saja bukan hal yang mudah bagi Aries. Sebab, ia juga harus menjalankan tugasnya sebagai pegawai birokrat sembari menempuh pendidikan S3. Ini terbukti, ia harus mengganti judul disertasi penelitiannya sebanyak 15 kali, hingga akhirnya mendapat persetujuan dari promotor dan co-promotor.
Ia sangat bersyukur akhirnya bisa menyelesaikan studi yang di mulai saat masih ditempatkan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur sebagai Kepala Dinas.
"Selama tiga bulan pertama saya ditantang gubernur mengubah mindset kalau BPSDM sebagai tempat orang dibuang, saya ditantang merubah itu. Dan inovasi corporate university adalah tantangan tersendiri di lingkungan swasta BUMN,"ungkapnya usai sidang disertasi di Stiesia..
Dikatakan pria yang juga menjabat sebagai Pj Walikota Batu, peningkatan kualitas SDM diperlukan agar bisa menyukseskan program pemerintah sesuai visi misi kepala daerah. Untuk itu, Aries berupaya melakukan pengembangan corporate university yang dilinearkan dengan manajemen talenta ASN.
"Hal ini masih jarang diangkat, bagaimana produk ASN bermanfaat dengan dinas terkait mengenai karier ilmunya. Saya melanjutkan pendidikan ini menganggap apa yang saya teliti bermanfaat bagi BPSDM," tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai memiliki gelar baru doktor. Foto iNewsSurabaya/ist
Iapun mengaku cukup kesulitan menyelesaikan studinya ini karena berbeda dengan saat menjabat sebagai kepala BPSDM. Tetapi cakupan yang ingin ia pelajari semakin besar saat menjadi PJ Wali Kota Batu dan Kadindik.
"Berat, tetapi karena ada dorongan pembelajaran bisa dilakukan di mana saja saat pandemi. Maka sebagian studi dan bimbingan bisa saya selesaikan dengan berkonsultasi lewat video call ataupun Whatsapp," kenang pria kelahiran Makassar ini.
Menurutnya, semua bisa dilalui dengan baik asal ada niatan. Pasalnya ia juga melihat ada rekan sekelasnya yang tidak bisa melanjutkan studi karena beban yang berat revisi yang membuat mahasiswa terpuruk juga.
"Saya revisi judul 15 kali waktu covid 5 kali lagi tapi waktu luring saya selesaikan. Saya awalnya mengira tidak bakal lanjut tapi ternyata bisa,"ujarnya.
Ia mendapat banyak revisi karena tidak linier, hingga akhirnya formulasi berubah dan penelitian yang ia lakukan juga berubah.
Melalui penelitian ini, ia berharap akan ada pengembangan riset lebih lanjut. Dan baginya menyelesaikan studi doktoral di tengah pandemi merupakan wujud perkembangan dunia pendidikan yang menyesuaikan dengan teknologi.
Sebagai Kepala Dindik Jatim, Aries juga berharap apa yang ditempuhnya bisa menjadi contoh atau motivasi bagi guru atau siswa untuk terus mengembangkan dan haus akan ilmu. Tidak hanya dari buku namun juga pengalaman dari percepatan dunia yang terus berkembang.
"Semakin cepat perkembangan dunia, guru tidak lagi menjadi fasilitator. Murid bisa saja lebih baik dari gurunya. Seperti di Kota Batu anak SMP bisa membuat body lamborghini hanya berdasar apa yang dilihat di internet. Maka guru juga harus terus mengupgrade ilmu, dan jadilah guru yang bisa berkolaborasi dengan siswanya," paparnya.
Editor : Arif Ardliyanto