SURABAYA, iNews.id – Kebudayaan menjadi salah satu faktor penting kemajuan sebuah Negara. Budayawan diharapan sebagai salah satu komunitas yang mampu membranding budaya lokal ke kancah internasional.
Keinginan ini muncul dari Anggota DPR RI, Puti Guntur Soekarno. Cucu Soekarno ini berharap, ada terobosan yang dilakukan budayawan-budayawan untuk bisa meningkatkan branding secara teratur dan dengan rencana yang matang. Hal ini dilakukan supaya budaya-budaya Indonesia bisa berkembang dan menguasai dunia.
“Melihat fenomena KPop yang mendunia, itu merupakan bagian dari politik kebudayaan. Korea merancang stratgei untuk mengenalkan budaya KPop selama 30 tahun,” kata Puti.
Fakta inilah yang membuat Puti berfikir untuk membuat rancangan jangka panjang yang bisa menjadikan budaya Indonesia lebih mendunia. “Saat ini kita harus punya blue print strategi kebudayaan kedepan. Jangan hanya kita dijadikan konsumtif melalui kebudayaan,” ujarnya.
Indonesia, ujarnya, memiliki sejarah panjang kebudayaan. Sejarah ini telah digali oleh Bung Karno yang dipelajari dan diambil dari akar-akar budaya. Salah satu yang fenomenal adalah bagaimana mengubah kepercayaan terhadap suatu zat menjadi keesaan Allah. “Kalau dulu keesaan idak bisa kita sebut sebagai tuhan saja, tetapi ada komunitas tertentu yang meyakini zat namanya, misalnya demistri atau nama-nama lain yang mengejewantahkan satu pengertuan bahwa kita mangakui zat keesaan dari Allah,” aku Puti.
Sementara itu, Ony Setiawan, kepala BKN DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, mengatakan, Negara Indonesia memiliki tingkat toleransi yang sangat bagus. Toleransi ini telah dibangun nenek-moyang Indonesia dari peradaban ribuan tahun silam. Untuk itu, sebagai generasi penerus sebaiknya meneruskan sikap toleransi yang mengormati kebudayaan orang lain.
“Bicara soal toleransi, kebudayaan sudah menunjukan bahwa bangsa kita memiliki peradaban kebudayaan yang sangat luar biasa. Itu bisa dilihat dari ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang lalu,” ujarnya.
Ony meminta semua pihak menghomati kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut dia, kejadian menendang sesaji merupakan bukti oknum yang tidak menghormati budaya leluhur. Dimana orang saling menghormati dengan kepercayaan yang dianut masing-masing. “Kita jaga kebhinnekaan, kita hormati orang lain, budaya orang lain,” tuturnya.
Disisi lain, acara Sosialisasi 4 pilar MPR RI ini jua menghadirkan seniman dan budayawan kondang di Surabaya, seperti Iwan Raditiya dari Kidung kelana, Seniman Modern, Gus Kiki Budayawan, dan Yuli seniman musik. Mereka sepakat untuk menghormati kebhinnekaan di Indonesia sebagai wujud melestarikan budaya.
Editor : Arif Ardliyanto